6 Skandal Keluarga Kerajaan Inggris Paling Menggegerkan

Keluarga Kerajaan Inggris
Keluarga Kerajaan Inggris (Foto : Instagram @sussexroyal)

Antv – Dalam 70 tahun masa pemerintahannya, Ratu Elizabeth II dihadapi oleh banyak skandal. Tidak hanya skandal politik, bahkan juga yang melibatkan keluarganya sendiri. 

Dunia sudah tidak asing lagi dengan skandal perceraian Pangeran Charles dan Putri Diana. Beberapa tahun terakhir, publik pun masih meributkan pengunduran diri Harry dan Meghan sebagai anggota kerajaan.

Skandal ini kian menjadi bahan perbincangan saat Ratu Elizabeth II meninggal dunia pada usia 96 di Balmoral di Skotlandia pada 8 September 2022 lalu.

 

Kepergian Sang Ratu ini menyebarkan gelombang duka yang mendalam tidak hanya bagi anggota kerajaan, melainkan juga masyarakat Inggris hingga dunia. 

Sebelum kematiannya, penguasa terlama di Inggris ini dihargai karena sikapnya yang tenang dan pengambilan keputusan yang memberikan stabilitas. Namun, skandal yang terjadi dalam hidupnya sama-sama mengejutkan.

Berikut ini adalah 6 skandal Keluarga Kerajaan Inggris yang paling mengejutkan, dilansir dari India.com. 

“Pernikahan Ramai” Charles dan Diana

img_title
Putri Diana, Pangeran Charles, dan Camilla. (Foto : TvOneNews)

Pernikahan Charles dan Diana bukanlah dongeng yang seperti orang duga. Keduanya saling menuduh bahwa mereka berselingkuh sebelum resmi bercerai pada tahun 1992. 

Pada tahun 1995, Diana melakukan wawancara tunggal dengan jurnalis Martin Bashir untuk berbicara tentang tekanan besar dari kehidupan publik dan perjuangannya melawan self harm, depresi pascapersalinan, dan bulimia

Wawancara ini terkenal karena Diana menyindir bahwa, “Ada tiga dari kami dalam pernikahan ini, jadi agak ramai”, menyinggung perselingkuhan Charles dengan Camilla. 

Dia juga mengaku bahwa dia tidak setia kepada Charles, mengatakan bahwa dia telah “jatuh cinta” dengan James Hewitt, instruktur berkudanya. 

Keburukan berakhir tiba-tiba pada tahun 1997 ketika Diana tewas dalam kecelakaan mobil di Paris.

Kisah Romantis Putri Anne

img_title
Putri Anne dan Mark Phillips. (Foto : Town & Country Magazine)

Putri Anne, anak perempuan satu-satunya dari Ratu Elizabeth II, menikah dengan penunggang kuda Olimpiade bernama Mark Phillips selama hampir 20 tahun.

Sayangnya, Anne dan Mark bercerai pada tahun 1992. Pernikahan mereka mendapat kritik pedas dari media tabloid, seperti disebutkan sebagai pernikahan palsu yang tidak menyenangkan. 

Tidak hanya itu, pernikahan mereka berakhir setelah sebuah tabloid Inggris melaporkan surat yang 'sangat tidak menyenangkan', ‘intim', dan 'terlalu erotis' antara Anne dan salah satu pengawalnya, seorang perwira angkatan laut Inggris bernama Timothy Laurence.

Pangeran Harry Berbusana Sebagai Nazi

img_title
Pangeran Harry. (Foto : SBS)

Pada tahun 2005, Pangeran Harry memicu kemarahan ketika dia pergi ke pesta kostum dengan berpakaian seperti seorang Nazi. 

Pangeran, yang saat itu berusia 20 tahun, dengan cepat merilis pernyataan permintaan maaf yang berbunyi, “Pangeran Harry telah meminta maaf atas segala pelanggaran atau rasa malu yang telah dia sebabkan. Dia menyadari itu adalah pilihan kostum yang buruk.”

Potret Bugil Pangeran Harry di Las Vegas

img_title
Pangeran Harry. (Foto : The Daily Beast, TMZ)

Pada 2012, potret bugil Pangeran Inggris Harry yang berusia 27 tahun menjadi viral. Dia berkata setelah kejadian itu, “Pada akhirnya saya mungkin mengecewakan diri saya sendiri, saya mengecewakan keluarga saya, saya mengecewakan orang lain.”

“Tapi itu mungkin contoh klasik saya yang terlalu banyak (berkepribadian) tentara, dan tidak cukup pangeran. Ini adalah kasus sederhana untuk itu,” ia melanjutkan. 

Markle-Sparkle

img_title
Meghan Markle Berencana Melahirkan Anak Keduanya di Rumah (Foto: YouTube/CBS). (Foto : )

Ketika Pangeran Harry mengumumkan pertunangannya dengan Meghan Markle, dunia memuji monarki Inggris karena telah mengubah diri dan menjadi modern.

Pasalnya, Meghan Markle adalah perempuan non-Inggris, ras campuran, dan seorang aktris. Sosok pasangan bagi bangsawan yang belum pernah ditemukan sebelumnya. 

Namun, semuanya menjadi serba salah. Pada tahun 2020, Pangeran Harry dan Meghan mengumumkan bahwa mereka akan “mundur” dari tugas kerajaan senior. Mereka kemudian pindah ke California di Amerika. 

Pada Maret 2021, Harry dan Meghan muncul dalam sebuah wawancara dengan Oprah Winfrey. Saat itu, mereka mengungkapkan beberapa detail tentang keretakan hubungan dengan keluarga kerajaan. 

Keduanya mengungkapkan bahwa anggota keluarga kerajaan memiliki “kekhawatiran dan percakapan” tentang seberapa gelap kulit Archie, bahkan sebelum dia lahir. 

Meghan juga membeberkan tentang niat bunuh diri karena kritik tabloid dan rasisme yang terus-menerus terjadi. Ia juga mengatakan bahwa seorang anggota senior lembaga kerajaan tidak membiarkannya mencari bantuan (psikolog atau psikiater).

Harry juga mengungkapkan bagaimana keluarganya memotongnya secara finansial pada kuartal pertama tahun 2020, lalu tentang Pangeran Charles berhenti menerima teleponnya sebelum mereka mengumumkan bahwa mereka mundur dari keluarga kerajaan. 

Pengungkapan kontroversial ini menjadi berita utama di setiap surat kabar dan saluran media, menyebabkan Istana Buckingham harus mengeluarkan pernyataan. Mereka mengakui masa-masa sulit yang dialami pasangan itu dan bahwa hal itu akan ditanggapi dengan sangat serius, dan ditangani oleh keluarga secara pribadi.

Tuduhan Pelecehan Seksual dan Pencabutan Gelar Militer Pangeran Andrew

img_title
Pangeran Andrew. (Foto : People)

Pangeran Andrew diduga dituduh melakukan pelecehan seksual kepada Virginia Guiffre, yang mengatakan dia “dipaksa melakukan hubungan seksual dengan pangeran ini ketika dia (Virginia) masih di bawah umur, di tiga lokasi geografis yang terpisah.” 

Virginia menuduh pangeran dan teman miliardernya, Jeffrey Epstein menahannya sebagai “budak seks”. Di sisi lain, dalam wawancara BBC dengan Emily Maitlis, Andrew mengatakan bahwa dia tidak menyesali hubungannya dengan Epstein. 

Pada awal 2022, di tengah gugatan perdata terhadapnya, Andrew dicopot dari peran militer kehormatannya serta perlindungan kerajaannya. 

Media Inggris kemudian melaporkan bahwa dia juga tidak akan lagi menggunakan gelar “Yang Mulia” dalam keadaan resmi.