Ilmuwan Sebut Vaksin Pfizer Tak Cocok untuk Negara Berkembang, Ini Alasannya

vaksin pfizer foto reuters
vaksin pfizer foto reuters (Foto : )
Vaksin Covid-19 buatan Pfizer bikin heboh dunia setelah mengklaim tingkat efektifitasnya mencapai 90 persen. Namun ada ilmuwan yang menyebut vaksin Pfizer tak cocok untuk negara berkembang. Alasannya?
Hasil uji klinis vaksin Covid-19 buatan raksasa farmasi Amerika Serikat, Pfizer yang bekerja sama dengan BioNTech asal Jerman, ternyata mampu menangkal virus corona dengan baik.Bahkan tingkat efektifitas vaksin ini diklaim mencapai  mencapai 90 persen dari 44 ribu relawan.Tentu saja, kabar baik ini direspon positif Amerika Serikat (AS) dan dunia. Presiden AS Donald Trump dan Presiden terpilih Joe Biden memberi ucapan selamat.
Berita terkait: Pfizer klaim vaksin Covid-19 buatan mereka efektif 90 persen Bursa saham AS dan negara-negara lain, termasuk Bursa Efek Indonesia,  bergerak positif sepanjang hari kemarin.Namun, jangan buru-buru senang dulu. Pasalnya, seorang ilmuwan terkemuka Pakistan menyebut, vaksin Pfizer tidak cocok untuk Pakistan, atau negara-negara berkembang lainnya.Profesor Atta Ur Rahman, yang memimpin Gugus Tugas Sains dan Teknologi Pakistan, pada Selasa (10/11/2020) mengatakan terlalu dini bagi negaranya atau negara-negara berkembang lainnya dalam menyambut baik vaksin Pfizer itu.Penyebabnya, vaksin ini harus dikirim dan disimpan dalam suhu minus 80 derajat Celsius.“Ini adalah vaksin  messenger RNA  dan ini harus dikirim pada suhu minus 80 derajat Celsius, sehingga vaksin ini tidak cocok untuk negara-negara berkembang,” kata Rahman.“Infrastruktur ruang penyimpan  cold storage