Jelang Liburan, Penumpang Penyeberangan Bakauheni-Merak Keluhkan Aturan Baru Pembelian Tiket Ferizy

Penumpang Penyeberangan Bakauheni-Merak Keluhkan Aturan Baru Pembelian Tiket Ferizy
Penumpang Penyeberangan Bakauheni-Merak Keluhkan Aturan Baru Pembelian Tiket Ferizy (Foto : antvklik-Pujiansyah)

AntvJelang libur panjang hari raya Natal dan Tahun Baru (Nataru), ratusan kendaraan diputar balik keluar Pelabuhan Bakauheni, Lampung.

Hal tersebut dilakukan lantaran adanya pemberlakuan peraturan baru Dirjen Hubdat yang menerapkan pembelian tiket online sistem radius ke seluruh pelabuhan yang ada di Indonesia termasuk ASDP Cabang Pelabuhan Bakauheni.

Peraturan baru yang memakai sistem radius tersebut diberlakukan sejak tanggal 11 Desember 2023, dikeluhkan para penumpang angkutan penyeberangan Pelabuhan Bakauheni-Merak dalam pembelian tiket Ferizy. PT ASDP Indonesia Ferry mensyaratkan pembelian tiket dengan radius paling dekat 4,2 kilometer.

Sofiandi, salah seorang sopir truk asal Padang, Sumatera Barat menuturkan, dirinya harus menunggu satu jam di luar pelabuhan untuk mendapatkan tiket kapal. Kebijakan penerapan dengan radius ini ke para pemilik gerai tiket Ferizy yang berada di sekitar Jalan Lintas Tengah Sumatera dan Jalan Lintas Timur Sumatera.

"Saya mengantre tiket ini selama 1 jam. Saya dari pagi belum bisa melanjutkan perjalanan karena tidak bisa beli tiket penyeberangan. Saya disuruh putar balik untuk pesan tiket," kata Sofiandi, Rabu (13/12/2023).

Sebelum diberlakukan aturan tersebut, para sopir sangat mudah mengakses aplikasi Ferizy, kini sebaliknya sejak diberlakukannya sistem tersebut para pemilik kios Ferizy tidak dapat bertransaksi tiket secara online.

Kendala perjalanan itu dapat merusak durian yang dikirim sehingga penerima buah itu akan komplain sehingga uang jalannya pun dipotong. "Bawa durian ini mesin kendaraan tidak boleh mati karena kalau dimatikan durian akan busuk," beber Sofiandi.

Sementara itu, para pemilik gerai ferizy menyayangkan ada kebijakan pihak ASDP pusat maupun daerah yang justru malah membuat warga sekitar bakauheni yang sebagian usahanya berjualan tiket online menjadi lumpuh, banyak kios Ferizy milik warga harus tutup dan terancam bangkrut.

"Aturan baru itu menurunkan pemesanan tiket hingga 30 persen. Agen-agen tiket Ferizy di sekitar Bakauheni sekarang tutup," kata Risma.

Warga berharap agar pemerintah daerah mau pusat memikirkan nasib para pelaku UMKM yang menggantungkan hidup dari berjualan tiket online. "Kalau pun kami pemilik kios ferizy masih ingin berjualan tiket online, kami harus pindah pos dengan radius 4,2 kilometer pak," tuturnya.

Para pemilik gerai Ferizy memiliki banyak pertimbangan untuk berpindah tempat usaha. Selain jauh dari pusat keramaian, juga memiliki tingkat kerawanan tindak kriminalitas yang mengancam keselamatan.

"Kami di kios ferizy  ini pernah kena rampok minggu lalu. Apalagi jauh di sana. Ngeri. Apalagi jual tiket ini rata rata kami pakai uang cash," keluh Risma.