SMRC: Calon Wakil Presiden Tidak Membantu Elektabilitas Calon Presiden

SMRC: Calon Wakil Presiden Tak Membantu Elektabilitas Calon Presiden
SMRC: Calon Wakil Presiden Tak Membantu Elektabilitas Calon Presiden (Foto : Tangkap Layar)

Dalam variabel kontrol, ditanyakan bahwa jika Anies berhadapan dengan Ganjar dan Prabowo, akan memilih siapa?

Anies mendapat dukungan 22 persen, Ganjar 40 persen, Prabowo 30 persen, dan belum jawab 9.

Siapa yang akan membantu menaikkan suara Anies jika terjadi persaingan di antara tiga nama? Dalam eksperimen, dimasukkan nama Airlangga.

Pertimbangannya karena tokoh ini memiliki modal politik yang besar. Karena itu, jika dia tidak diambil Ganjar, maka mungkin bisa dipasangkan dengan Anies.

Nama kedua adalah Agus Harimurti-Yudhoyono (AHY). Ada pembicaraan tentang harapan Demokrat agar AHY bisa menjadi wakil presiden untuk Anies.

Selanjutnya adalah Ahmad Heryawan (Aher) karena merupakan kader atau elit PKS. Selain itu, juga dimasukkan nama Andika Perkasa.

Tokoh ini juga banyak dibicarakan karena posisinya sebagai mantan panglima TNI dan memiliki kedekatan dengan Nasdem. Kemungkinan ada pertimbangan teknokratik dan stabilitas politik yang melatar belakangi penyebutan nama Andika.

Selanjutnya adalah Khofifah. Bahkan sudah terjadi diskusi yang cukup serius di mana seorang kader atau elit Nasdem secara terbuka menyatakan Khofifah menjadi alternatif calon wakil presiden Anies.

Pertimbangannya adalah bahwa Khofifah bisa mengatasi lemahnya dukungan Anies di Jawa Timur. Selain itu, Anies juga butuh memperkuat dukungan di kalangan NU.

Jika Anies dipasangkan dengan Airlangga, suara Anies menjadi 28 persen, Ganjar 29 persen, Prabowo 23 persen, tidak jawab 19 persen. J

ika berpasangan dengan AHY, suara Anies 26 persen, Ganjar 44 persen, Prabowo 20 persen, dan tidak jawab 10 persen.