Momen Isra M’iraj Agustiar Sabran Ajak Masyarakat Muhasabah Diri untuk Kerukunan Umat Beragama

Momen Isra M’iraj Agustiar Sabran Ajak Masyarakat Muhasabah
Momen Isra M’iraj Agustiar Sabran Ajak Masyarakat Muhasabah (Foto : Istimewa)

Antv – Anggota Komisi III DPR RI, Agustiar Sabran menyampaikan pesan dalam momentum Isra Mi'raj yang diperingati umat Islam pada Sabtu (18/2/2023).

Hal itu ia sampaikan saat menghadiri peringatan Isra Mi'raj di Kantor Gubernur Kalimantan Tengah, Palangkaraya

Acara peringatan itu digelar oleh Dewan Adat Dayak (DAD), Kerukunan Bubuhan Banjar (KBB) dan Kerukunan Keluarga Bakumpai (KKB) Prov. Kalteng.

Agustiar menyebut, perjalanan yang dilakukan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram, ke Masjid Al Aqsa, hingga ke langit ketujuh memberi inspirasi bagi umat manusia.

Sebab perintah salat lima waktu dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad saat peristiwa Isra Miraj memiliki implikasi untuk menjadikan umat Islam sebagai sosok yang memiliki akhlak baik.

“Isra Miraj ini adalah insipirasi bagi umat manusia bahwa kita tidak boleh tergila-gila dengan dunia. Di langit etalasenya jauh lebih banyak dan indah, ketimbang apa yang di dunia ini," kata Agustiar saat merayakan Isra Miraj, di Palangkaraya.

Ketua Dewan Adat Dayak Kalteng itu juga juga menilai, hikmah peringatan Isra Mi’raj di tahun politik ini sangat penting.

Siapapun berhak melakukan perjalanan duniawi, namun, perlu didampingi pula dengan perjalanan spiritual.

"Perjalanan duniawi tanpa diimbangi perjalanan spiritual ke atas itu akan mentok. Kehidupan kita bukan hanya di dunia, tetapi ada juga kehidupan akhirat,” ucapnya.

Politisi PDIP itu menjelaskan bahwa momentum Isra Mi’raj telah diimplementasikan partainya untuk selalu mengingat Allah untuk menyejahterakan masyarakat dan menjaga semangat gotong royong di tengah era globalisasi seperti saat ini.

"Bagi Kami PDIP tidak di kiri, tidak di kanan. Kita berada di tengah. Kita perjuangkan NKRI, kita perjuangkan kesejahteraan rakyat," ucapnya.

"Agama hadir dengan misi membebaskan manusia dari segala belenggu keburukan, kejahatan dan kerusakan moral. Agama dan kemanusiaan bukan untuk dihadap-hadapkan, apalagi dibeda-bedakan," jelasnya.