Antv – Sebuah Akun Facebook @Umar Bin Khattab, pada 5 Januari 2023 membagikan gambar foto yang diklaim, mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan terlihat tengah menyantap babi guling di meja makan warung sederhana.
Pada foto yang dibagikan, akun tersebut menyertakan narasi: “makan dulu kadrun”.
Benarkah mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menyantap babi guling? Berikut krosceknya.
Penelusuran Kroscek antvklik, diawali dengan search engine melalui reverse image, ditemukan sumber gambar asli dari foto yang diunggah.
Sumber foto dan informasi sebenarnya merujuk ke laman detik.com dengan artikel yang dipublish pada Rabu, 29 Maret 2017 dengan judul “Mampir di Cirebon, Anies Baswedan Nostalgia Makan Nasi Lengko".
Pada foto aslinya tidak ada babi guling. Makanan yang akan disantap Anies adalah nasi lengko saat berkunjung di Cirebon.
Dalam artikel dijelaskan, Cagub DKI Jakarta nomor urut 3 Anies Baswedan, bernostalgia ke Kota Cirebon dengan mendatangi penjual panganan khas nasi lengko di Warung H Barno, Jalan Cipto (Gunungsari).
Pria kelahiran Kuningan 47 tahun silam itu mengaku jika nasi lengko merupakan panganan favoritnya sejak dulu. Sehingga di sela-sela kegiatannya kunjungan ke daerah Jawa Tengah seperti saat ini, dia menyempatkan untuk mampir Cirebon dan makan nasi lengko.
link artikel "Mampir di Cirebon, Anies Baswedan Nostalgia Makan Nasi Lengko" selengkapnya klik di sini.
Dalam penelusuruan gambar babi guling itu sendiri, masih berdasarkan reverse image, gambar asli ditemukan dalam akun Facebook @Mosquini dari Brasil.
Berdasarkan Kroscek dan penjelasan, dapat disimpulkan foto yang mengklaim mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menyantap babi guling adalah tidak benar alias hoaks. Foto merupakan hasil rekayasa semata.
Informasi ini masuk kategori hoaks jenis misleading content (konten menyesatkan).
Misleading terjadi akibat sebuah konten dibentuk dengan nuansa pelintiran untuk menjelekkan seseorang maupun kelompok.
Konten jenis ini dibuat secara sengaja dan diharap mampu menggiring opini sesuai dengan kehendak pembuat informasi.
Misleading content dibentuk dengan cara memanfaatkan informasi asli, seperti gambar, pernyataan resmi, atau statistik, akan tetapi diedit sedemikian rupa sehingga tidak memiliki hubungan dengan konteks aslinya.
