Polisi Sebut 2 Mayat Pasutri Tewas di Kalideres Sudah Jadi Mumi

Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi.
Dirreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi. (Foto : Viva)

AntvPolda Metro Jaya menemukan fakta dua mayat pasangan suami istri di Kalideres, Jakarta Barat sudah sulit diteliti karena sudah menjadi mumi. Menurut Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi pihaknya sampai saat ini masih meneliti penyebab kematian 4 anggota keluarga yang tewas di Kalideres tersebut.

Tingkat kesulitan termasuk tinggi untuk mengungkap penyebab kematian mereka.

"Tingkat kesulitannya cukup tinggi karena sudah terjadi mumifikasi sekian lama. Yang jawab tim ahlinya nanti," kata Hengki saat konferensi pers di Polda Metro Jaya, Senin 21 November 2022.

Hengki mengatakan, dua jenazah keluarga yang telah menjadi mumi tersebut adalah Rudiyanto Gunawan dan Renny Margaretha.

"Mengenai mayat, Bu Renny dan sebagainya, ingat ada jenazah satu lagi atas nama Rudiyanto (Gunawan) yang ada di kamar belakang, ini yang juga sedang diteliti," ucap Hengki.

Lebih lanjut Hengki mengatakan bahwa, Reni Margaretha menjadi orang yang pertama meninggal dalam satu keluarga di Kalideres, Jawa Barat. Diperkiraan Margaret meninggal sejak 13 Mei 2022.

"Sudah bisa ditarik kesimpulan bahwa ada yang meninggal pertama sejak 13 Mei. Diduga ini bernama ibu Margaret," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan VIVA.co.id, Ditreskrimum Polda Metro Jaya terus melakukan upaya-upaya untuk mengungkap penyebab tewasnya satu keluarga di dalam rumah, di Citra Garden Satu Extension, RT. 07 RW. 15 blok AC5/7, Kalideres, Jakarta Barat.

Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi mengungkapkan, upaya yang dilakukan salah satunya adalah melibatkan beberapa ahli dalam pengungkapan kasus tersebut.

"Polisi masih melakukan pemeriksaan dengan melibatkan berbagai ahli. Diantaranya ahli labfor, ahli dokfor, Inafis. Untuk menggali penyebab kematian keluarga tersebut," kata Hengki kepada wartawan beberapa waktu lalu.

Tidak hanya itu, Hengki menyebut bahwa pihak kepolisian juga melibatkan ahli psikologi forensik yaitu autopsi psikologis. Dengan tujuan untuk mengidentifikasi penyebab suatu peristiwa kematian yang belum diketahui secara jelas.

Di sisi lain Ketua Apsifor, Reni Kusumowardhani mengatakan bahwa saat ini tim psikologi forensik telah mulai bekerja dan melakukan pemeriksaan. Dengan menggunakan metode seperti, cek dan analisis TKP, pemeriksaan dokumen serta wawancara dan observasi terhadap orang dekat yang pernah berinteraksi dengan keempat korban.

Hengki juga menyampaikan bahwa para ahli bekerja berdasarkan keilmuannya masing-masing. Kemudian juga melakukan interkolaborasi profesi dalam rangka scientific crime investigation.

"Dari hasil interkolaborasi ini, akan digabungkan hasilnya dengan penyelidikan konvensional yang nantinya diharapkan dapat membantu menemukan titik terang terkait sebab dan motif kejadian tersebut," tambahnya.