BPOM: Obat-obatan Pemicu Gagal Ginjal Akut Tidak Beredar di Indonesia

BPOM: Obat-obatan Pemicu Gagal Ginjal Akut Tidak Beredar di Indonesia
BPOM: Obat-obatan Pemicu Gagal Ginjal Akut Tidak Beredar di Indonesia (Foto : Ilustrasi-Pixabay)

Antv – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan bahwa obat-obatan yang beredar di Indonesia telah memenuhi syarat. BPOM juga memastikan bahwa obat batuk yang diduga menyebabkan kematian anak di Gambia, tidak terdaftar di Indonesia.

Penyataan BPOM ini merespon adanya laporan puluhan kematian anak-anak di Gambia, Afrika Barat akibat gagal ginjal akut. Kematian anak-anak tersebut diduga akibat keracunan sirup obat batuk yang terkontaminasi Dietilen Glikol (DEG) dan Etilen Glikol (EG).

Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan peringatan global untuk empat sirup obat batuk yang bermasalah. Obat-obatan batuk itu diduga berkaitan dengan kematian 66 anak di Gambia dan diduga tidak memiliki jaminan keamanan produk.

"Sirup obat untuk anak yang disebutkan dalam informasi dari WHO, terdiri dari Promethazine Oral Solution, Kofexmalin Baby Cough Syrup, Makoff Baby Cough Syrup, dan Magrip N Cold Syrup. Keempat produk tersebut diproduksi oleh Maiden Pharmaceuticals Limited, India," demikian keterangan resmi BPOM, Senin (17/10/2022).

BPOM telah melakukan pengawasan secara komprehensif pre dan post-market terhadap produk obat yang beredar di Indonesia. "Berdasarkan penelusuran BPOM, keempat produk yang ditarik di Gambia tersebut tidak terdaftar di Indonesia dan hingga saat ini produk dari produsen Maiden Pharmaceutical Ltd, India tidak ada yang terdaftar di BPOM," tulis keterangan tersebut.

Perlu diketahui, Dietilen Glikol (DEG) merupakan cairan tidak berwarna, tidak berbau, beracun, dan higroskopis dengan rasa yang manis. Sedangkan, Etilen Glikol (EG) merupakan senyawa organik yang digunakan dalam pembuatan fiber poliester, indutri fabrik, serta polietilena tereftalat.

Dilansir dari Reuters, Pemerintah Gambia telah menarik penjualan obat-obatan yang mengandung DEG dan EG dari pasaran. Pemerintah setempat juga melakukan penyelidikan setelah terjadinya lonjakan kasus cedera ginjal akut pada anak-anak balita sejak Juli 2022.