Pasca Kudeta Burkina Faso Masih Terdengar Tembakan Situasi Mencekam

Tentara junta militer baru berjaga di Ibu Kota Burkina Faso.
Tentara junta militer baru berjaga di Ibu Kota Burkina Faso. (Foto : Reuters)

Antv –Pertempuran masih terdengar di seluruh Ibu Kota Burkina Faso pada Sabtu (1/10/2022) dan kebakaran juga terlihat di keduataan Perancis. Situasi mencekam ketika pemimpin yang meyatakan dirinya Ibrahim Traore menuduh Presiden Paul – Henri Damiba melakukan serangan balasan setelah kudeta dilakukan pada Jumat (30/9/2022).

Serangan kudeta tersebut menandakan perpecahan yang dalam di tubuh tentara dan menjadi babak baru yang mengkhawatirkan bagi Burkina Faso di mana kelompok militan islam telah berhasil merusak kepercayaan pada pihak berwenang.

"Saya meminta Kapten Traore dan rekan-rekannya untuk sadar untuk menghindari perang saudara yang tidak dibutuhkan Burkina Faso," kata Damiba pada hari Sabtu dalam sebuah pernyataan pertamanya tentang krisis, yang diposting di halaman Facebook resmi kepresidenan.

Negara Afrika Barat dan bekas protektorat Prancis ini telah menjadi pusat kekerasan yang dilakukan oleh kelompok-kelompok terkait dengan Al Qaeda dan Negara Islam yang dimulai di negara tetangga Mali pada 2012 dan telah menyebar ke negara-negara lain di selatan Gurun Sahara.

Kepala staf militer Burkinabe meminta faksi-faksi yang berlawanan untuk menghentikan permusuhan dan melanjutkan pembicaraan. Dia menambahkan bahwa situasinya adalah "krisis internal di dalam Angkatan Bersenjata Nasional".

Departemen Luar Negeri AS dan Sekjen PBB mengecam pergolakan itu.

"Dia sangat mengutuk setiap upaya untuk merebut kekuasaan dengan kekuatan senjata dan menyerukan semua aktor untuk menahan diri dari kekerasan dan mencari dialog," kata juru bicara Sekretaris Jenderal Antonio Guterres dalam sebuah pernyataan.

Pasukan yang setia kepada Traore muncul di televisi pemerintah dan mengatakan Damiba telah berlindung di sebuah pangkalan militer Prancis dimana dia mengatur serangan balasan.

Kementerian luar negeri Perancis mengeluarkan pernyataan yang mengatakan pangkalan itu tidak pernah menampung Damiba, yang merebut kekuasaan dalam kudeta 24 Januari. Damiba juga membantah dia berada di pangkalan tersebut, dengan mengatakan bahwa laporan itu adalah manipulasi opini publik yang disengaja.

Kedutaan Perancis Dibakar

Ratusan orang yang mendukung pengambilalihan Traore berkumpul di depan kedutaan Perancis sebagai protes pada hari Sabtu.

Demonstran anti-Perancis juga berkumpul dan melempari Pusat Kebudayaan Perancis di kota selatan Bobo-Dioulasso. Pada sore hari, kebakaran terjadi di kedutaan dan beberapa tembakan terdengar.

Kementerian Luar Negeri Perancis mengatakan pihaknya mengutuk kekerasan yang terjadi terhadap kedutaannya. Sebelumnya pada hari itu, tembakan terdengar, helikopter bersenjata mengitari istana presiden dan konvoi pasukan khusus menyapu pusat Ibu Kota Ouagadougou setelah Traore mengumumkan di televisi negara pada malam sebelumnya bahwa ia telah menguasai apa yang akan menjadi kudeta kedua tahun ini.

"Mereka (Damiba) memimpin serangan balasan pagi ini. Beberapa pasukan khusus dikirim dan juga pangkalan udara telah dimanipulasi," kata Traore kepada stasiun radio Omega, Sabtu.

Keberadaan Damiba masih belum diketahui. Mali, Chad, dan Guinea semuanya telah mengalami kudeta sejak 2020, meningkatkan kekhawatiran kemunduran karena kudeta yang dilakukan militer.

Sumber: Reuters