SU-35BM, Pesawat Tempur yang Diincar Indonesia Bikin Gentar Australia

su35
su35 (Foto : )
Indonesia sudah lama mengincar pesawat tempur Sukhoi Su-35BM buatan Rusia. Jika jadi dibeli, pesawat ini akan bikin gentar Australia.
Kemarin digelar Rapat Koordinasi Khusus di Kantor Menko Polhukam, Jakarta. Rupanya, rapat yang dihadiri oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan petinggi TNI itu membahas kelanjutan rencana pembelian pesawat tempur Sukhoi Su-35BM. Usai rapat, semuanya memilih bungkam apakah jadi membeli pesawat buatan Rusia itu atau tidak. Yang jelas, rencana pembelian pesawat ini sudah ada sejak 2016 lalu. Pihak Rusia pernah menyebut, salah satu hal yang membuat rencana itu jadi terkatung-katung adalah bayang-bayang ancaman sanksi Amerika Serikat. Belakangan, rencana pembelian kembali menguat saat kunjungan Prabowo ke Rusia pada akhir Januari lalu. Pesawat Su-35BM Flanker yang diincar memang lebih canggih dari pesawat Sukhoi Su-27 dan Su-30 yang sudah dimiliki TNI-AU. Bahkan kemampuannya disebut-sebut lebih unggul dari pesawat Joint Strike Fighter (JSF) F-35 buatan Amerika Serikat. Kode BM di belakang kata Su-35 adalah kepanjangan dari Bolshaya Modernizatsiya atau berarti modernisasi besar. Memang beberapa teknologi terbaru disematkan pada varian ini dibanding seri sebelumnya, termasuk pemasangan radar N035 Irbis-E dan rancangan kokpit terbaru. Padahal Su-35BM masuk dalam pesawat tempur generasi 4++. Sedangkan F-35 yang akan dibeli Singapura dan Australia, sudah masuk pesawat tempur generasi 5. Lalu mengapa SU-35 punya daya gentar tinggi? Mantan insinyur penerbangan Angkatan Udara Australia (RAAF) Peter Goon ternyata pernah mengkritik kinerja pesawat F-35. Ia mengaku telah melakukan simulasi untuk membandingkan siapa yang lebih unggul di udara, F-35 atau Su-35. Hasilnya, pesawat Su-35 yang sudah dimiliki AU China lebih unggul dari F-35. Goon yang pernah berdinas di RAAF selama 15 tahun itu kemudian menunjukkan diagram yang menunjukkan keunggulan Su-35 atas F-35.

Keunggulan Su-35

Dalam simulasi itu diskenariokan pesawat Su-35 Flanker milik China menyerang daratan Australia. Guna menghadang serangan, pesawat tempur F-35 dan F-18 Hornet RAAF langsung dikerahkan. Dalam simulasi pertempuran di atas Laut Timor, kecepatan dan ketinggian terbang yang dicapai Flanker berada di atas F-35 dan F-18. [caption id="attachment_283205" align="alignnone" width="900"] Pesawat tempur F-35 buatan AS (Foto: US Navy)[/caption] Disebutkan Flanker dapat mencapai kecepatan  Mach 1,8 tanpa menggunakan afterburner dan mampu terbang setinggi 16.700 meter di atas permukaan Bumi. Sedangkan pesawat F-35 dan F-18 hanya mampu terbang setinggi 10.668 meter dari permukaan Bumi. "F-35 mungkin dapat menembak rudal kepada Flanker, namun mereka (pilot Flanker)  dapat menghidupkan afterburner dan kabur dari kejaran rudal, dimana kecepatan rudal itu akan semakin lambat saat mencapai ketinggian Flanker," kata Goon. Selanjutnya dapat ditebak, giliran Flanker yang melepaskan rudal ke arah pesawat tempur Australia. "Kenyataannya, mereka (pilot Flanker) dapat menembak rudal dari ketinggian. Ini berarti mereka menyerang dari posisi lebih tinggi, sementara kita hanya dapat menembak dari ketinggian lebih rendah," katanya lagi. Namun kritikan Goon dibantah oleh Kementerian Pertahanan Australia. Mereka yakin seratus persen, F-35 adalah pesawat tempur paling mematikan di dunia. Australia telah memesan 72 pesawat buatan pabrik Lockhed Martin itu dengan nilai 17 miliar dollar AS. Selain Australia, Angkatan Udara Singapura juga membeli 12 pesawat tempur itu senilai 2,75 miliar dollar AS untuk mengganti pesawat F-16 mereka yang sudah menua. Antara, The Australian

Baca juga: