Selamatkan Pendatang, Dua Warga Papua Dapat Penghargaan

Penghargaan dua warga papua
Penghargaan dua warga papua (Foto : )
Dua warga Papua mendapat penghargaan dari Pemerintah karena menyelamatkan ratusan warga pendatang saat terjadi kerusuhan di Wamena, beberapa waktu lalu. Keduanya nekat menjadi tameng bagi warga pendatang dari serangan para perusuh
.Aksi heroik Yason Yikwa dan Titus Kogoya telah menyelamatkan nyawa sekitar 500 warga pendatang yang telah terkepung massa perusuh. Yason Yikwa berprofeswi sebagai pendeta sedangkan Titus Kogoya seorang aparatur sipil negara (ASN).Saat terjadi kerusuhan, Yason mengevakuasi sekitar 300 warga pendatang masuk ke dalam gereja. Sementara Titus Kogoya merelakan rumahnya menjadi tempat persembunyian warga pendatang dari amukan massa perusuh, pada Sabtu (19/9/2019).Keduanya mendapat apresiasi dan penghargaan sebagai pelopor perdamaian 2019 dari Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita. Penghargaan diberikan di Yogyakarta, Rabu (16/10/2019) malam."
Sebagai hamba Tuhan saya melihat teman-teman non Papua begitu dalam ketakutan, sehingga saya sebagai hamba Tuhan, menempatkan diri untuk menolong dan menyelamatkan karena sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama ," ujar Yason di Yogyakarta, Rabu (16/2019)Yason menjelaskan, dia menggerakkan jemaat gereja mulai dari pemuda, kaum ibu dan bapak untuk bersama-sama mengajal warga pendatang berlindung di dalam gereja. Yason dan jemaatnya berharap seluruh umat Kristiani bisa membawa kedamaian dan saling mengasihi antar sesama. " Tuhan Yesus mengajarkan kita semua, umat harus membawa pesan damai dan saling mengasihi, " tambahnya.Yason berharap, kondisi Wamena yang mulai membaik bisa segera pulih seperti semula. Sebab, Wamena merupakan pusat kegiatan ekonomi di Pegunungan Tengah, Papua.Sementara Menteri Sosial Agus Gumiwang menjelaskan, dia mendengar cerita aksi heroik Yason dan Titus saat berkunjung ke Wamena. Menurut Agus, keduanya bertaruh nyawa untuk menyelamatkan ratusan saudara sebangsanya dari amukan massa perusuh. "T aruhannya, nyawa mereka. Ketika mereka harus berhadapan dengan pelaku kerusuhan untuk melindungi saudara-saudaranya, para pendatang,