Kakek 71 Tahun Rela Mengayuh Sepeda Butut Sejauh 24 Kilometer Demi Vaksin

Kakek 71 Tahun Rela Mengayuh Sepeda Butut Sejauh 24 Kilometer Demi Vaksin (Foto antvklik-Didit)
Kakek 71 Tahun Rela Mengayuh Sepeda Butut Sejauh 24 Kilometer Demi Vaksin (Foto antvklik-Didit) (Foto : )
Semangat mengayuh sepeda butut seorang kakek bernama Mbah Saiman (71 tahun), warga Kalurahan Hargosari, Kapanewon Tanjungsari, Gunungkidul, Yogyakarta ini patut diapresiasi.
Bagaimana tidak, demi bisa mendapatkan suntikan vaksin di Makodim 0730 Gunungkidul, dia rela mengayuh sepeda ontel tua miliknya sejauh 24 kilometer.Meski beraspal, namun jalan perbukitan yang naik turun dengan banyak kelokan dari desa asalnya di wilayah selatan Gunungkidul, bukan hal mudah.Segala rintangan itu tak lantas menyurutkan semangat kakek renta ini dalam mengayuh sepedanya.Saat ditemui di tempat istirahat perjalanannya pulang dari vaksinasi, yakni warung di kawasan wisata Ngingrong, Kel. Mulo, Kapanewon Wonosari, Gunungkidul Mbah Saiman pun bercerita."Saya sudah vaksin yang kedua, tempatnya sama di kantor Kodim. Vaksinnya Sinovac," terang kakek 5 cucu sambil asik menikmati nasi tiwul dengan lauk tempe dan sayur lombok ijo, Selasa (12/10/2021).Untuk mengikuti vaksinasi ini Mbah Saiman mengaku berangkat dari rumahnya pukul 05.30 WIB. Ia sampai di kota Wonosari sekitar 1,5 jam kemudian.Disinggung soal kegemarannya bersepeda kemana mana, mbah Saiman mengatakan bahwa dia sudah biasa bersepeda jarak jauh.Sepekan sekali ia mencari barang bekas di Yogyakarta untuk dijual kembali. Dan pada akhir pekan dengan mengayuh sepedanya, ia pulang ke rumahnya di Gunungkidul.Kakek ini kemudian melanjutkan ceritanya, kemana-mana naik sepeda onthel karena pernah mengalami trauma menggunakan sepeda motor."Saya pernah belajar motor, waktu itu menabrak gardu ronda. Saya juga pernah diboncengkan motor, dan ditabrak dari belakang. Sejak itu saya gak berani lagi," lanjutnya sambil tertawa.Walau ada trauma, namun ternyata Saiman ini merupakan mantan sopir bus penumpang jalur Jogja-Wonosari dan sopir truk pengangkut pasir."Saya lupa berapa lama jadi sopir, yang jelas saya sudah 7 kali ganti SIM. Jadi kalau per lima tahun, bisa dihitung berapa puluh tahun itu," ujarnya lagi.
Lucas Didit | Gunungkidul. DIY