Bisa Laba-laba Paling Mematikan Ternyata Jadi Obat Penyakit Jantung

jantung manusia ilustrasi reuters
jantung manusia ilustrasi reuters (Foto : )
Bisa laba-laba Australia, dari salah satu jenis yang paling mematikan di dunia, ternyata  dapat menyelamatkan nyawa seseorang yang terkena serangan jantung. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan penyakit kardiovaskular merupakan penyebab utama kematian secara global, yang merenggut sekira 17,9 juta nyawa setiap tahunnya. Ternyata sekarang ada sumber pengobatan yang berpotensi dapat menyelamatkan jiwa korban serangan jantung.Sumber tersebut adalah bisa, atau racun yang dikeluarkan salah satu jenis laba-laba paling mematikan di dunia.  Para peneliti di University of Queensland telah menemukan bahwa racun dari laba-laba jaring corong Pulau Fraser di Australia Timur,  mengandung peptida.Dikenal sebagai Hi1a, molekul ini dapat menghambat pengiriman apa yang disebut sebagai sinyal kematian ke sel-sel setelah terjadi serangan jantung, sewaktu aliran darah ke jantung berkurang. Kurangnya oksigen ke otot-otot jantung meningkatkan keasaman sel-sel jantung, dan ini mengirim sinyal atau pesan kematian bagi sel-sel jantung. Selama ini para peneliti dunia belum dapat membuat obat yang dapat menghentikan sinyal kematian ini. Para pakar Australia menyebut, itulah salah satu alasan mengapa penyakit jantung terus menjadi penyebab utama kematian di seluruh dunia.
Sarah Scheuer dari Lembaga Riset Jantung Victor Chang (Victor Chang Cardiac Research Institute), yang ambil bagian dalam penelitian bisa laba-laba mengatakan, temuan  bisa laba-laba dapat membantu pasien cangkok jantung.“Kami menggunakan sedikit peptida khusus ini dari satu porsi kecil racun laba-laba jaring corong. Yang kami temukan adalah peptida ini dapat membantu melindungi jantung yang mengalami kekurangan suplai darah atau aliran darah," katanya."Dan kami menemukan bahwa ini juga dapat digunakan bukan hanya dalam cangkok jantung, ketika jantung donor sedang berada di luar tubuh sewaktu proses pencangkokan, tetapi juga berpotensi untuk digunakan pada para korban serangan jantung untuk meminimalisasi kerusakan yang terjadi,” katanya lagi.Para peneliti Australia meyakini bahwa molekul dari bisa laba-laba ini menghambat kemampuan jantung untuk merasakan keasaman setelah terjadi serangan jantung, sehingga mengacaukan pesan kematian.Mereka menyatakan visi mereka ke depannya adalah  Hi1a dapat diberikan oleh para petugas pertolongan pertama di ambulans.Temuan ini dibangun berdasarkan penelitian sebelumnya yang mendapati sebuah protein kecil di racun laba-laba jaring corong Pulau Fraser meningkatkan kepulihan pasien stroke secara nyata.Protein ini telah diujicobakan di sel-sel jantung manusia. Tim peneliti Australia ingin memulai uji klinis untuk penyakit jantung dan stroke dalam waktu dua hingga tiga tahun ke depan. Penelitian soal bisa laba-laba ini diterbitkan di jurnal Circulation.VOA| Indonesia