Banyaknya Turnamen Batal, Jojo dan Anthony Digenjot Latihan Mental

Olimpiade Tokyo : Banyaknya Turnamen yang Batal, Jojo & Anthony Digenjot Latihan Mental
Olimpiade Tokyo : Banyaknya Turnamen yang Batal, Jojo & Anthony Digenjot Latihan Mental (Foto : )
Pelatih atlet bulutangkis tunggal putra Hendry Saputra Ho tengah memfokuskan program latihan mental pada anak asuhnya Jonathan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting sebelum berangkat ke Olimpiade Tokyo 2021.
Kurang dari dua bulan tersisa, para atlet Olimpiade kontingen Indonesia terus mematangkan persiapan mereka, termasuk atlet tunggal putra Jonathan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting.Untuk itu kepala pelatih tunggal putra, Hendry Saputra Ho memfokuskan latihan anak asuhnya pada peningkatan teknik dan mental.Bukan tanpa alasan, menurut Hendry, kurangnya jam bertanding akibat beberapa turnamen yang batal akibat Covid-19 bisa mempengaruhi performa atlet nantinya. Oleh karena itu, jadwal latihan membentuk mental ini pun juga sangat penting di waktu tersisa."Sebenarnya kalau kekurangan tidak banyak. Mereka ini sudah berada di level yang sekarang kan sudah lama. Dan saya tahu standar kualitasnya. Hanya ada tingkat yang tidak maksimal, mungkin dari pikiran dan mental dengan kondisi seperti ini akibat jarang bertanding. Jadi kalau saya lihat bagaimana membuat tekniknya bisa lebih safe, lebih konsisten, dan lebih fokus untuk menerapkan pola main yang benar," jelas Hendry, menurut rilis yang diterima ANTVklik."Kita ingin tingkatkan di teknik dengan cara mainnya, strateginya, pola pikir, dan juga mentalnya. Untuk mental saya kira itu yang paling penting karena mereka sudah cukup lama tidak bertanding. Makanya nanti seperti rencana PBSI yang akan menggelar simulasi, itu sebuah harapan supaya kita bisa tahu dimana kondisi keadaan mental mereka," kata Hendry.

Siasati Pola Latihan

Tidak bertanding dalam waktu relatif lama diakui Hendry cukup memengaruhi keadaan. Tetapi pelatih berusia 57 tahun itu berusaha menyiasatinya."Kalau untuk masalah sudah lama tidak bertanding, memang akhirnya kita menyiasati dengan konteks pola latihannya saja. Kita coba disamakan seperti pertandingan nanti. Juga di simulasi jadi kita bisa lihat kondisi mereka dan dampaknya apa nanti," tutur Hendry."Batalnya Malaysia Terbuka dan Singapura Terbuka itu cukup berpengaruh. Bagaimana kondisi fisik dan mental anak-anak sebenarnya sudah siap tempur, tapi akhirnya mau tidak mau harus batal. Itu yang kita cermati untuk persiapan ke Olimpiade ini. ""Ada dua bulan ke depan, kita harus siap dengan keadaan apapun. Jadi bagaimana kita merancang dan mengatur agar nanti bila sudah tiba di sana kondisinya sudah maksimal," katanya lagi.PBSI sendiri sudah menyiapkan pertandingan simulasi sebagai ajang pemanasan para atlet yang akan berlaga di Olimpiade Tokyo 2021 pada 18-19 Juni di Pelatnas Cipayung.Diingatkan kembali, bahwa cabang olahraga bulutangkis berhasil meloloskan tujuh wakilnya nanti di gelaran olahraga bergengsi sedunia itu.