Aparat Myanmar Masih Tembaki Demonstran, Korban Tewas Terus Bertambah

demonstran myanmar
demonstran myanmar (Foto : )
Aksi brutal aparat Myanmar dalam menghadapi demonstran yang menentang kudeta militer, terus berlanjut. Korban tewas kembali bertambah.
Seperti dilansir Reuters, Sebanyak enam orang tewas ditembak polisi Myanmar pada Jumat (12/3/2021) malam.Seorang saksi mengatakan, tiga orang tewas dan beberapa lainnya cedera ketika polisi melepaskan tembakan di Mandalay, kota terbesar kedua Myanmar.Satu orang lagi tewas di pusat kota Pyay dan dua lainnya tewas dalam tembakan polisi di ibukota komersial Yangon semalam, seperti dilaporkan media lokal.Berlanjutnya kekerasan ini di saat para pemimpin Amerika Serikat, India, Australia dan Jepang bersumpah untuk bekerja sama memulihkan demokrasi di negara Asia Tenggara itu.Para aktivis setempat menyerukan lebih banyak protes anti kudeta peringatan kematian seorang mahasiswa dalam protes melawan pemerintah tahun 1988 silam.Poster-poster tersebar di media sosial menyerukan kepada orang-orang untuk turun ke jalan dalam rangka memprotes junta dan  menandai peringatan kematian Phone Maw, yang ditembak dan dibunuh oleh pasukan keamanan pada tahun 1988 di dalam tempat yang kemudian dikenal sebagai Institut Teknologi Rangoon.Sementara Penyelidik Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (HAM PBB), Thomas Andrews di Jenewa, Swiss, menyebut, apa yang dilakukan junta militer sudah menjurus kejahatan HAM.Oleh karena itu Andrews menyerukan tindakan terpadu dari dunia internasional untuk melawan junta militer Myanmar.Sedikitnya 70 orang tewas dalam aksi represi militer Myanmar dalam menghadapi demonstrasi anti kudeta. Ribuan orang lainnya ditahan aparat di berbagai kota negeri itu.

Warga Myanmar di AS Dilindungi Biden

Pemerintah Joe Biden memberikan bantuan untuk tinggal sementara dan izin kerja kepada warga Myanmar yang tinggal di Amerika Serikat pada Jumat (12/3/2021).Pejabat pemerintah mengatakan bahwa sekitar 1.600 orang Myanmar yang sudah berada di Amerika Serikat. Ini termasuk diplomat yang telah memutuskan hubungan dengan junta Myanmar, akan diberikan Status Dilindungi Sementara ( Temporary Protected Status ) selama 18 bulan.Program ini memberikan status imigran, bagi  yang tidak dapat kembali ke negara mereka dengan selamat, karena alasan seperti bencana alam atau konflik bersenjata.Departemen Luar Negeri Amerika Serikat sendiri masih berupaya untuk menghubungi Aung San Suu Kyi dan tahanan sipil lainnya di Myanmar.Ada kekhawatiran yang berkembang tentang keselamatan Suu Kyi dan tahanan lainnya setelah dua anggota partainya meninggal selama seminggu terakhir di dalam tahanan.Suu Kyi terakhir terlihat dalam sidang pengadilan pada 1 Maret 2021. Tidak jelas di mana dia ditahan. Ada laporan ia ditahan di rumahnya sebelum dipindahkan ke lokasi yang dirahasiakan."Kami terus menanyakan secara konsisten tentang kesehatan dan keselamatannya, serta kesehatan dan keselamatan semua pemimpin yang ditahan dan aktor masyarakat sipil dan kami bekerja melalui saluran yang tepat untuk menghubungi mereka yang ditahan," kata Ned Price, juru bicara Departemen Luar Negeri. SS