Insiden Turbulensi Pesawat Batik Air, Dua Penumpang dan Seorang Pramugari Dirawat

batik air
batik air (Foto : )
www.antvklik.com-
Insiden turbulensi Pesawat Batik Air rute Jakarta-Medan  menyebabkan dua orang penumpang dan seorang pramugari mengalami cedera serius. Tiga orang korban tragedi pesawat Batik Air yang mengalami clear air turbulance masih menjalani perawatan di dua ruamah sakit berbeda. Sashi seorang pramugari pesawat Bati Air mengalami patah tulang kaki,  dirawat di Rumah Sakit Granmed Warga Bekasi ini masih menjalani perawatan hingga nantinya akan diprujuk ke Rumah Sakit Granmed yang ada di Bekasi."Tak ada tanda-tanda sebelumnya, tiba-tiba kejadian saja turbulance,"kata Sashi. Direktur Opersioanl Jasa Raharja (Persero) Budi Raharjo  menjelaskan kondisi ketiga korban yakni dua penumpang pesawat dan seorang pramugari  masih dalam pengawasan perawatan medis,”Ketiganya mendapatkan cover asuransi dari pihak Jasa Raharja,”kata Budi. Insiden turbulensi Pesawat Batik Air  dengan nomor penerbangan 6890 tipe B737-800 itu membawa 114 penumpang dan ketika mengalami turbulensi  Selasa lalu sekitar pukul 15.00 WIB, pesawat mendarat di Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara. Pesawat mengalami c
lear air turbulence (CAT)  yang disebabkan adanya pusaran angin di udara yang bebas dari awan. Pesawat yang mengalami cat bisa turun hingga sejauh 10.000 kaki atau 3 KM. Direktur Operasional Airnav Wisnu Darjono mengatakan pesawat tersebut mengalami clear air turbulence (CAT). CAT disebabkan adanya pusaran angin di udara yang bebas dari awan. Kondisi ini membuat pilot tak menyangka adanya pusaran tersebut karena tak kasat mata dan tak terdeteksi oleh perangkat pesawat. Sehingga pesawat mengalami CAT tanpa diduga. "Itu istilahnya CAT, jadi penjelasan lebih jauh bisa lihat meteorologi terkait CAT itu. Tapi CAT itu sebenarnya pusaran angin di udara karena tak ada awan. Sehingga kelihatannya clear (aman). Cuaca bersih tapi ternyata ada turbulensi yang mengakibatkan pesawat terbanting secara kuat," kata Wisnu. "Itu tak diduga. Kalau saja ada awan, kan kelihatan pusaran. Kalau tidak ada awan, kelihatan bersih saja. Mata, detektor, dan sensor tak bisa lihat pusaran itu," sambungnya. Dia mengatakan, pusaran tersebut muncul karena adanya aliran udara dari area tekanan tinggi ke tekanan rendah. Wisnu memberi ilustrasi adanya pusaran angin itu seperti pusaran di air. Demikian Laporan Yoga Syahputra dari Medan Sumatera Utara