Polisi India Kalah, Benteng Red Fort Direbut Ribuan Petani Pengunjuk Rasa

red fort
red fort (Foto : )
Ribuan massa petani membuat polisi yang berjaga kewalahan. Para petani berhasil menduduki kompleks Red Fort, Benteng bersejarah di New Delhi, setelah merobohkan barikade polisi dan mengendarai traktor menerobos penghalang jalan.
Polisi menembakkan gas air mata untuk memaksa pengunjuk rasa mundur. Mengutip Reuters, Selasa, (26/1/2021), saksi mata mengatakan seorang pengunjuk rasa tewas sementara polisi melaporkan 86 petugas terluka di seluruh kota.Sejumlah massa berhasil memanjat tembok Red Fort dan membubarkan polisi yang berusaha mencegah mereka masuk. Rekaman dari mitra Reuters, ANI, menunjukkan polisi melompat dari benteng untuk melarikan diri. Begitu masuk, pengunjuk rasa mengibarkan bendera.https://twitter.com/ANI/status/1354088807424028673Ribuan petani ini turun ke jalan untuk memprotes undang-undang yang mereka katakan membantu pembeli swasta besar dengan mengorbankan produsen. Gelombang unjuk rasa sejatinya telah dimulai di luar ibu kota sejak dua bulan lalu. Hal ini menjadi salah satu tantangan terbesar bagi Perdana Menteri Narendra Modi sejak ia berkuasa pada 2014.“Modi akan mendengarkan kami sekarang, dia harus mendengarkan kami sekarang,” kata Sukhdev Singh, 55, seorang petani dari negara bagian Punjab di utara.Mayat seorang pengunjuk rasa yang terbungkus bendera India tergeletak di jalan setelah traktor yang dikendarainya terbalik dalam satu bentrokan, kata seorang saksi mata, Vishu Arora. "Dia mati di sana," ucap dia.Seorang saksi mata Reuters melihat beberapa polisi dan pengunjuk rasa dengan luka di kepala setelah bentrokan di Red Fort, tempat Modi menyampaikan pidato tahunan.Imbas kejadian ini, layanan internet di beberapa bagian ibu kota untuk diblokir, menurut operator seluler Vodafone Idea, dalam upaya untuk mencegah kerusuhan lebih lanjut.Unjuk rasa ini dimulai dengan konvoi traktor yang dihiasi bendera India dan bendera persatuan di sepanjang pinggiran kota. Namun ratusan pengunjuk rasa, beberapa menunggang kuda, memisahkan diri dari rute yang disetujui dan menuju gedung-gedung pemerintah di pusat kota tempat parade tahunan militer berlangsung.Mereka menyita mobil derek dan menggunakan tali untuk merobohkan penghalang jalan, memaksa polisi dengan perlengkapan anti huru hara untuk memberi jalan, kata saksi mata Reuters. Kelompok kedua mengendarai traktor ke persimpangan lalu lintas, juga menembus barikade setelah bentrok dengan polisi.Polisi menuduh mereka yang menyimpang dari rute yang disepakati sebagai provokator tindak kekerasan dan perusakan."Mereka telah menyebabkan kerusakan besar pada properti umum dan banyak personel polisi juga terluka," kata pernyataan polisi.Koordinator aksi, Samyukt Kisan Morcha, mengatakan kelompok-kelompok yang menyimpang dari rute yang ditetapkan tidak mewakili mayoritas petani. "Kami juga mengutuk dan menyesali peristiwa yang tidak diinginkan dan tidak dapat diterima yang telah terjadi hari ini dan memisahkan diri dari mereka yang terlibat dalam tindakan seperti itu," kata dia.Amarinder Singh, menteri utama negara bagian Punjab, India, tempat banyak pengunjuk rasa berasal, menyebut bentrokan itu mengejutkan. "Kekerasan oleh beberapa elemen tidak bisa diterima. Ini akan meniadakan niat baik yang dihasilkan oleh para petani yang memprotes secara damai," cuitnya di Twitter.Sektor Pertanian mempekerjakan sekitar setengah dari 1,3 miliar penduduk India, dan kerusuhan di antara sekitar 150 juta petani pemilik tanah mengkhawatirkan pemerintah.Sembilan putaran pembicaraan dengan serikat petani gagal mengakhiri protes, karena para pemimpin pertanian menolak tawaran pemerintah untuk menunda undang-undang selama 18 bulan, malah mendorong pencabutan.“Organisasi pertanian memiliki pegangan yang sangat kuat,” kata Ambar Kumar Ghosh, seorang analis di lembaga pemikir New Delhi, Observer Research Foundation.“Mereka memiliki sumber daya untuk memobilisasi dukungan, dan melanjutkan protes untuk waktu yang lama. Mereka juga sangat berhasil menjaga agar protes benar-benar fokus. "
Reuters