Ekonomi RI Kuartal III Diprediksi Minus 3 Persen, Jokowi: Trennya Membaik

jokowi rapat paripurna
jokowi rapat paripurna (Foto : )
Pertumbuhan ekonomi kuartal III diprediksi minus 3 persen lebih. Meski demikian, menurut Jokowi, tren pertumbuhan ekonomi membaik.
Meski Badan Pusat Statistik (BPS) belum merilis data pertumbuhan ekonomi kuartal III, Presiden Joko Widodo sudah memberikan bocoran dalam Rapat Paripurna Kabinet, Senin (2/11/2020)."Kita tahu kemarin di triwulan kedua, pertumbuhan ekonomi minus 5,32 persen. Di kuartal ketiga ini mungkin sehari dua hari lagi diumumkan oleh BPS, di angka minus 3 persen lebih sedikit," katanya, yang disiarkan lewat akun Sekretariat Presiden di YouTube."Kalau dibandingkan negara lain jauh lebih baik, dan itu trendnya membaik, dari minus 5,32 persen menjadi minus 3 koma sekian persen," tambah Jokowi lagi.Karena itu Jokowi berharap realisasi belanja pemerintah harus betul-betul berada pada titik paling maksimal.Sehingga pada kuartal keempat pertumbuhan ekonomi terus membaik dan dapat masuk ke zona positif.Mantan Wali Kota Solo ini mencatat bahwa konsumsi rumah tangga masih rendah, yaitu berada di angka sekira minus empat persen. Oleh karena itu ia meminta jajarannya memperkuat permintaan agar konsumsi masyarakat jadi lebih baik lagi.Jokowi juga meminta agar rencana belanja negara kuartal pertama  2021 disiapkan dari sekarang agar dapat menjadi daya ungkit pertumbuhan ekonomi tahun depan."Kuartal pertama 2021 didesain dari sekarang, yang paling cepat adalah Bansos (bantuan sosial). Mulai disiapkan agar Januari bisa berjalan dan belanja-belanja modal terutama infrastruktur dapat segera dimulai," katanya.Jokowi juga memprediksi investasi di kuartal ketiga ini yang berada di minus lima persen. Oleh karena itu ia berharap realisasi investasi dapat dikejar pada kuartal empat 2020 dan kuartal pertama 2021.Menurutnya, perpanjangan GSP oleh pemerintah Amerika Serikat terhadap Indonesia dapat dimanfaatkan dengan baik termasuk untuk menarik investasi.Ini karena Indonesia adalah satu-satunya negara di Asia yang mendapat fasilitas perdagangan​ berupa pembebasan tarif bea masuk dari negeri Paman Sam itu.