Pasir Pink Pantai Serai Pesona Perairan Taman Nasional Komodo

Pasir Pink Pantai Serai Pesona Perairan Taman Nasional Komodo
Pasir Pink Pantai Serai Pesona Perairan Taman Nasional Komodo (Foto : )
Pasir pink Pantai Serai di perairan Taman Nasional Komodo punya pesona eksotis. Tambah lagi perairan dangkalnya yang jernih dan penuh ragam biota laut dan terumbu karang. 
Bau ikan tongkol bakar menyeruak ke ruang penumpang kapal kayu yang saya tumpangi. Rupanya awak kapal sedang memanggang ikan. Waktu itu sebelum ada pandemi virus corona, saya menelusuri perairan Taman Nasional Komodo dengan menumpang kapal kayu yang dipakai untuk wisata. "Setiap antar wisatawan kami punya menu begini, ikan dan ikan, nggak bosan karena tiap hari orang sini memang suka makan ikan. Kebetulan sekarang lagi banyak tangkap ikan tongkol kecil, dan harganya paling murah tapi enak sekali, bisa habis nasi sepanci kalau pakai ini ikan," kata Rasyid, awak kapal dengan logatnya yang kental. [caption id="attachment_366054" align="alignnone" width="900"]
Pasir Pink Pantai Serai Pesona Perairan Taman Nasional Komodo Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption] Rasyid dan empat awal kapal kayu sedang mengantar wisatawan menyusuri perairan Taman Nasional Komodo. Ada paling tidak 2 rombongan kecil yang ikut open trip dalam tour ini. Sementara yang lainnya adalah individu. Termasuk saya. Dalam satu kapal yang saya tumpangi bercampur berbagai bangsa. Seperti wisatawan dari Spanyol, Swedia, China, Brasil, dan tentu saja Indonesia. Kapal baru saja lepas dari teluk Pulau Padar. Kembali melintasi beberapa pulau karang yang tinggi mengerucut dan nyaris tanpa pohon kecuali rumput. Kali ini cuaca sangat cerah setelah pagi tadi gerimis. Tujuan kami sekarang adalah sebuah teluk kecil yang kata Abas, pemandu wisata kami, masih jarang didatangi. [caption id="attachment_366056" align="alignnone" width="900"]Pasir Pink Pantai Serai Pesona Perairan Taman Nasional Komodo Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption] "Biasanya rombongan sering ke pantai pasir pink yang dekat Pulau Komodo sana, padahal di dekat sini ada juga pantai berpasir pink. Memang tidak sepanjang yang di dekat Pulau Komodo, tapi yang ini istimewa karena punya panorama bawah laut yang bagus sekali," cerita Abbas meyakinkan wisatawan. Dan kapal kini masuk ke teluk kecil diantara dua tebing karang di kanan kiri. Kapal mencoba merapat sampai pantai. Namun sayang, ombak dari belakang terlalu kencang. Awak kapal tak berani merapat karena kalau sampai kandas di pantai sulit untuk berbalik karena ombak yang kencang tadi. [caption id="attachment_366059" align="alignnone" width="900"]Pasir Pink Pantai Serai Pesona Perairan Taman Nasional Komodo Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption] "Ini namanya Pantai Serai, berada di antara Pulau Padar dan Pulau Rinca. Kelebihannya adalah ikan-ikan karangnya yang bagus, dan kadang ada hiu kecil yang masuk. Pantainya juga bagus berwarna pink, karena batuan-batuan di pulau sekitar ini memang penuh warna, termasuk warna merah muda," lanjut Abbas. [caption id="attachment_366062" align="alignnone" width="900"]Pasir Pink Pantai Serai Pesona Perairan Taman Nasional Komodo Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption] Akhirnya, wisatawan yang hobi snorkling pada mencebur ke laut untuk melihat panorama di dalamnya, lalu menepi ke pantai yang berpasir pink. Memang bagus sekali. Baru kali ini saya melihat langsung pantai pasir pink yang warnanya mirip daging jambu biji. Di tempat saya, di Semarang, pantai kebanyakan berpasir hitam, itu pun kadang bercampur lumpur bau. Ya begitulah ... Saya yang tak biasa snorkling hanya bisa bengong dan menyaksikan para bule yang asyik ketawa-ketawa kayak anak kecil main di kolam. Sambil menunggu, saya masuk ke dapur untuk mencicipi ikan panggang buatan koki kapal. Wah mantap juga, rasanya gurih original. Maklum, tanpa bumbu sama sekali. Tapi sambalnya boleh juga. [caption id="attachment_366064" align="alignnone" width="900"]Pasir Pink Pantai Serai Pesona Perairan Taman Nasional Komodo Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption] Para bule berenang hingga ke batas tebing karang. Karena menurut info pemandu wisata, pada sisi itu banyak sumber makanan sehingga menjadi tempat berkumpul banyak jenis ikan. Tebingnya sendiri berwarna coklat agak keemasan, mirip marmer begitu. Atau itu memang batu marmer? Entahlah ... Setelah satu jam, agak molor, para bule sudah naik lagi ke kapal dengan tubuh basah kuyup, dan tanpa basi-basi ganti baju begitu saja di depan saya. Termasuk bule perempuan. Untungnya, saat ganti tetap berbalut handuk. Tapi tetap saja bikin deg-deg plas. Kapal kembali berlayar, menyusuri alam yang eksotis dengan penumpangnya yang juga tak kalah ekstotis berjemur di atap kapal. Teguh Joko Sutrisno | Manggarai, Nusa Tenggara Timur