Bakrie Center Foundation Menggagas Webinar untuk Praktisi Pariwisata Siap Hadapi New Normal

Bakrie PM
Bakrie PM (Foto : )
Bakrie Center Foundation (BCF), lembaga filantropi yang berfokus kepada pendidikan dan pengembangan SDM mengadakan Webinar dengan topik Peran Kearifan Lokal dalam Pengembangan Eco-Tourism, beberapa waktu lalu.
Webinar yang diberi nama Meramu Ide ini merupakan program edukasi daring pertama yang diadakan oleh BCF melalui aplikasi video conference Zoom.[caption id="attachment_339795" align="alignnone" width="900"]
Bakrie Center Foundation Menggagas Webinar untuk Praktisi Pariwisata Siap Hadapi New Normal Bakrie Center Foundation Menggagas Webinar untuk Praktisi Pariwisata Siap Hadapi New Normal (Foto: Istimewa)[/caption]Sebanyak 68 peserta dari beragam wilayah di Indonesia hadir dalam Webinar Meramu Ide. Mayoritas peserta merupakan praktisi pariwisata dan ekowisata di Indonesia.Webinar ini menghadirkan dua orang narasumber yaitu Iben Yuzenho yang merupakan Founder Sebumi.id dan Idwan Sugih Wirakarsa yang merupakan Managing Director Wana Wisata Coban Rondo, Malang, Jawa Timur.Wira juga merupakan alumni penerima beasiswa magister Bakrie Graduate Fellowship tahun 2014 di Universitas Gadjah Mada dengan konsentrasi Kehutanan.Webinar Meramu Ide juga dipandu oleh Ellyana Titin Gunawan, Operational Director Lembaga Pendidikan Pariwisata Kridawisata Lampung. Titin juga merupakan penerima beasiswa Bakrie Graduate Fellowship tahun 2011.Materi yang disampaikan oleh kedua narasumber pada Webinar Meramu Ide kali ini yaitu mengenai konsep ekowisata, pentingnya menjaga kelestarian alam dan kearifan lokal masyarakat, serta bagaimana persiapan new normal pariwisata selama pandemi.Iben menyampaikan bahwa pengembangan ekowisata seharusnya berfokus pada pelestarian alam dan lingkungan di sekitar kawasan wisata serta menjaga kearifan lokal masyarakat untuk menguatkan potensi wisata budaya yang sudah ada.“Ekowisata merupakan solusi dalam membangkitkan kearifan lokal. Dalam konsep ekowisata, alam dan manusia menjadi kunci keberhasilan pengembangan ekowisata,” tutur Iben saat membuka webinar.Dalam pengembangan ekowisata faktor kelestarian lingkungan menjadi hal yang krusial. Apalagi beberapa dekade terakhir tingkat deforestasi di Indonesia tinggi 479 ribu Ha hutan di Indonesia mengalami deforestasi dari tahun 2016 hingga 2017.Selain itu, Indonesia menjadi negara penyumbang sampah plastik terbanyak di dunia yang menghasilkan sampah plastik 187,2 juta ton (publikasi tahun 2015).Konservasi untuk melestarikan kawasan hutan wisata juga menjadi fokus utama Wira Karsa dalam mengembangkan potensi wisata di Wana Wisata Coban Rondo, Malang.“Kami di sini berusaha untuk terus memperbaiki dan menjaga kelestarian hutan. Bukan karena hutan menjadi obyek wisata di sini namun karena kita menyadari betapa pentingnya kehadiran hutan dan seisinya untuk menjaga keseimbangan alam. Hutan lestari, masyarakat sehat,” kata Wira.Dalam sesi akhir webinar, baik Iben maupun Wira memaparkan bagaimana new normal dalam sektor pariwisata dapat dilakukan.Salah satunya, para praktisi di dunia pariwisata harus cermat dalam beradaptasi dengan menggunakan teknologi dalam rangka menciptakan new normal tourism. Seperti mulai menggiatkan virtual tour sebagai salah satu alternatif wisata.“Meskipun kita tengah menghadapi pandemi namun kehidupan harus terus berjalan. Banyak yang dapat dilakukan oleh pegiat maupun praktisi pariwisata untuk kembali menghidupkan dunia pariwisata. Penggunaan teknologi sangat penting dan sangat membantu untuk menjalankan aktivitas wisata melalui digitial,” jelas Iben.Wira juga menyampaikan beberapa langkah yang ditempuh Wana Wisata Coban Rondo dalam mengaplikasikan protokol kesehatan di tempat wisata, seperti pengecekan suhu tubuh yang tak lebih dari 37,2 derajat celcius, tetap menjaga jarak, pembatasan pengunjung, serta penyediaan fasilitas sanitasi seperti tempat cuci tangan untuk memastikan pengunjung selalu menjaga kebersihan diri selama berwisata.“Hutan adalah obat untuk kita yang saat ini merasa sakit baik fisik maupun mental dalam menghadapi pandemi. Hutan itu sangat penting dan berharga karena keberadaannya tidak bisa dihitung dengan uang,” tegas Wira.Program edukasi daring Meramu Ide ini akan berjalan setiap bulan dengan menghadirkan tema-tema menarik dan informative lainnya.Informasi mengenai Meramu Ide dapat dilihat pada akun Instagram dan twitter @bakriecenter, serta Fanpage Bakrie Center Foundation. Rekaman webinar Meramu Ide dapat kembali dilihat di kanal Youtube Bakrie Center Foundation. Waode Rizky | PR & Communication Staff Bakrie Center Foundation