Dua Remaja Australia Buat Motor Berbahan Bakar Minyak Jelantah di Bali

Marein Koens dan Kyle
Marein Koens dan Kyle (Foto : )
Selain memproduksi bahan bakar biodiesel, Marein membantu membuat sepeda motor biodiesel, yang diyakini menjadi salah satu yang pertama di Indonesia.[caption id="attachment_245285" align="alignnone" width="900"]
Marein Koens bersama montir dan sepeda motor berbahan bakar minyak jelantah (Foto: ABC Indonesia)[/caption]Mereka dibantu oleh seorang montir setempat, teman kelas dan seorang guru dari sekolah yang mendirikan proyek itu, Kyle King. Bermodalkan sebuah mesin, tim ini bekerja di bengkel selama hampir dua tahun."Kami menghabiskan empat jam seminggu. Kami harus mengubah dan menyesuaikan berbagai hal, dan ketika akhirnya jadi dan bisa dikendarai, kami senang sekali," kata Marein.Saat ini keduanya memulai proyek bahan bakar alternatif lainnya."Kami sedang membuat bahan bakar dengan fermentasi buah, bioetanol, yang dapat dimasukan ke tangki mesin sepeda motor. Biodiesel ini bisa digunakan pada mesin diesel apa pun. Tak perlu mengubah apa pun," ungkap Marein.

Pasar gelap limbah minyak

Mengumpulkan minyak bekas di Bali tak semudah berjalan ke restoran dan memintanya begitu saja. Pasalnya, minyak bekas seperti itu diperjualbelikan di pasar gelap.Setelah restoran dan hotel yang lebih besar tidak bisa lagi menggunakannya, maka minyak goreng bekas itu dikemas ulang dan dijual setengah harga ke kafe dan restoran yang lebih kecil."Mereka enggan memberikan minyak goreng bekasnya," kata Marein. "Karena mereka bisa mendapatkan uang dari situ."

Melibatkan sekolah lain

Marein sekarang sudah lulus, dan mereka berharap dapat memperluas proyek ini dengan melibatkan sekolah lain."Saya telah menghubungi sebuah hotel besar di Bali. Sekarang kami sudah mendapatkan minyak goreng bekas dari sana. Sehingga minyak goreng bekas yang kami dapatkan melonjak," kata BrittBus sekolah mereka yang menggunakan biodiesel menghasilkan 80 persen lebih sedikit CO2 (karbondioksida) daripada bahan bakar diesel biasa.Mereka mengatakan ingin mencari metode transportasi yang lebih berkelanjutan, dan mendorong orang lain untuk melakukan hal yang sama."Proyek semacam ini terus berkembang," katanya.