Bahaya Mengancam Flora dan Fauna di Taman Nasional Sebangau

hutan1
hutan1 (Foto : )
Ratusan hektar Taman Nasional Sebangau (TNS) dilahap api. Kebakaran hutan di TNS mengancam habitat flora dan fauna.
Musim kemarau yang panjang tahun ini tidak hanya membakar lahan milik warga, namun merambat hingga ke Taman Nasional Sebangau (TNS), Kalimantan Tengah. Akibatnya ratusan  hektar TNS dilahap api.
Berbagai upaya untuk memadam api sudah dilakukan. Di antarnya penyiraman air melalui udara dengan menggunakan water booming. Juga pemadaman api  melalui jalur darat oleh tim Manggala Agni dan petugas TNS. Menurut Yunus, Kepala Resort Taman Nasional Sebangun (TNS)  api susah dipadamkan karena keterbatasan air. Juga banyak pohon yang tumbang akibat terbakar, hingga membahayakan petugas. “Segala upaya sudah dilakukan namun api susah dipadamkan. Karena memang lahannya lahan gambut. Jadi api menjalar dari bawah. Sungai yang ada di taman nasional juga mulai berkurang. Kita terpaksa membawa air dari sungai lain yang lumayan jauh,” kata Yunus. Kebakaran di TNS mengancam flora fauna yang hidup di TNS. “Saya dan tim pernah ketemu trenggiling yang mati. Saya juga dapat informasi ada tim lain yang menemukan urang utan mati,” ungkap Yunus. TNS terletak 30 kilometer dari kota Palangkaraya. TNS merupakan kawasan konservasi alam yang dimiliki oleh Provinsi Kalimantan Tengah. Taman ini diapit oleh beberapa sungai, yaitu Sungai Sebangau dan Katingan. Selain itu Sungai Kahayan juga mengalir melewati kawasan TNS. Taman nasional ini merupakan lahan hutan gambut yang dilalui beberapa sungai. Salah satunya Sungai Koran yang berair hitam. Warna ini bukanlah hasil limbah, melainkan zat tanin yang ada di dalam rawa gambut. Air ini sekaligus menjadi nyawa bagi kehidupan aneka jenis flora seperti pohon ulin, anggrek hitam, dan Nephentes alias kantong semar. Apabila masuk jauh ke dalam, hutan rawa gambut menjadi habitat bagi orang utan, bekantan dan beruang madu. Luas TNS sekitar 568.700 hektar, selain rumah bagi orang utan juga menjadi rumah bagi 25 jenis mamalia, 116 jenis burung borneo, 36 jenis ikan, serta sekitar 166 jenis flora. Agung Supriyanto | Palangkaraya, Kalimantan Tengah