Kapolri: Senjata Kelompok Kriminal Bersenjata Papua dari Perbatasan

Kapolri Jenguk Korban Terluka di RS Bhayangkara
Kapolri Jenguk Korban Terluka di RS Bhayangkara (Foto : )
newsplus.antvklik.com-  Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian mengatakan, senjata yang digunakan para anggota Kelompok Kriminal Bersenjata Papua termasuk yang digunakan dalam pembunuhan pekerja Istaka Karya berasal dari beberapa sumber, diantaranya diselundupkan dari perbatasan Papua Nugini."Ada beberapa sumber, ada yang hasil rampasan dari aparat, ada juga yang berasal dari perbatasan Indonesia-Papua Nugini,"katanya.Menurut Kapolri, selain dua sumber tersebut, banyak senjata bekas konflik di Ambon dibawa ke Papua dan digunakan Kelompok Kriminal Bersenjata Papua."Beberapa waktu lalu, polisi menangkap dan memeriksa penyelundupan senjata bekas konflik Ambon itu,"katanya.Presiden Joko Widodo memerintahkan Kapolri Jenderal Tito Karnavian Dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengejar dan menangkap pelaku tindak pembunuhan pekerja Istaka Karya yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata Pimpinan Egianus Kagoya dan menewaskan 19 pekerja dan 1 aparat TNI di jalan Transpapua Kabupaten Nduga Papua.Perintah pengejaran dan penangkapan Kelompok Kriminal Bersenjata Pimpinan Egianus Kagoya disampaikan Jokowi Di Istana Merdeka Jakarta. Jokowi didampingi Menkopolkam Wiranto, Kapolri Jendral Tito Karnavian, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko serta Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.Menurut presiden, pihaknya tidak akan memberikan tempat bagi kelompok kriminal bersenjata di tanah Papua.Kapolri tak menyebut berapa jumlah pasti senjata yang kini berada di tangan Kelompok Bersenjata itu."Jumlahnya tak banyak,"katanya.Sebelumnya Menko Polhukam menegaskan bahwa tindakan kelompok kriminal bersenjata tersebut tidak akan memberikan pengaruh terhadap pembangunan di Papua. Ia memastikan, pembangunan akan tetap berjalan karena untuk kesejahteraan masyarakat di Timur Indonesia.“Tidak ada pengaruhnya apa-apa. Pembangunan tetap berjalan, masa pembangunan dengan langkah seperti itu dihentikan. Pembangunan inikan untuk kesejahteraan masyarakat Papua, pembangunan itu menghubungkan urat-urat nadi transportasi, urat nadi komunikasi, untuk menyatukan Indonesia, memberikan kesejahteraan kepada orang-orang yang ada di daerah pinggiran,” ucap Wiranto.Laporan Mahendradewanata dan Agam Mifta Rinal dari Jakarta