Raja Sapta Oktohari Mulai Mengincar Olympiade 2020 Tokyo Jepang

Okto pengerekan bendera pemenang
Okto pengerekan bendera pemenang (Foto : )
PB ISSI dibawah kepemimpinan Raja Sapta Oktohari mulai mengincar Olympiade Tokyo 2020 setelah Asian Games 2018. Menurut Okto, target ke depan harus lebih tinggi dari Asian Games dengan dukungan fasilitas velodrome kelas dunia yang dimiliki Indonesia saat ini, yaitu Jakarta International Velodrome Rawamangun. [caption id="attachment_138279" align="alignnone" width="300"]
Jakarta International Velodrome Rawamangun level dunia Menurut Direktur World Cycling Center UCI Frederic Magne[/caption] Target atau sasaran tidak boleh Down Grade atau turun kelas dari Asian Games ke Sea Games. Karena itu Okto mulai focus meloloskan pembalap Indonesia ke Olympiade 2020 Jepang.  Mulai awal tahun depan, ISSI akan mengirim para pembalap sepeda Indonesia ke ajang internasional  guna meraih point UCI mulai 2019.  “Jadi sekarang ini kita harus betul betul menghitung point temen temen,  anak anak ini supaya cukup sehingga anak anak itu kualified di Olympiade Tokyo 2020” kata Ketua Umum PB ISSI Raja Sapta Oktohari. [caption id="attachment_138282" align="alignnone" width="300"]Ketua PB ISSI Raja Sapta Oktohari mendapat ucapan selamat dari para wasit dari UCI[/caption] Sebelum memasuki  awal tahun 2019, focus PB ISSI adalah menggelar Asian Para Games bulan Oktober 2018 yaitu event lanjutan dari Asian Games 2018. Awal Januari 2019 PB ISSI dipercaya oleh UCI untuk menggelar  Asian Track Championship. Hal ini terjadi setelah Indonesia mendapat pujian dari Direktur World Cycling Center UCI (Persatuan Balap Sepeda Internasional) Frederic Magne yang datang untuk melakukan penilaian terhadap kualitas atau level para pembalap yang turun di ajang Asian Games 2018. Magne terkesan setelah melihat pembalap yang datang  merupakan pembalap terbaik dari China, Jepang, Korea, Malaysia, Hong Kong, Chinese Taipei, hingga Uni Arab Emirat. [caption id="attachment_138285" align="alignnone" width="300"]Ketua Umum PB ISSI Raja Sapta Oktohari dan Oesman Sapta Odang bersama Para pembalap Timnas Indonesia[/caption] Juara Dunia Track 7 kali ini juga terkesan saat memberikan penilaian fasilitas Jakarta International Velodrome yang baru selesai dibangun untuk menggelar Asian Games 2 bulan yang lalu.  Magne mengaku tidak menyangka Velodrome yang menghabiskan US$40 juta untuk renovasi tersebut memiliki fasilitas kelas dunia. Karena itu dalam laporannya kepada presiden UCI David Lappartient , Magne sekaligus membuat rekomendasi agar Jakarta menjadi pusat latihan satelit WCC di Asia. "Saya datang ke sini untuk mengevaluasi fasilitas ini dan sejauh ini saya benar-benar terkesan dengan semua fasilitas yang ada," kata Frederic Magne - Direktur World Cycling Center UCI. [caption id="attachment_138289" align="alignnone" width="300"]Jakarta International Velodrome Rawamangun pantas untuk menggelar even dunia, Direktur World Cycling Center UCI Frederic Magne[/caption] Magne juga dibuat terkesan setelah melakukan peninjauan ke Arena BMX yang berada di Pulomas, Jakarta Timur. "Arena BMX ini berkelas dunia dan saya harus akui,  kalian memiliki level velodrome yang berbeda, dan velodrome ini memiliki level kelas atas," kata Magne. Hal senada juga diungkapkan oleh Sekjen konfederasi balap sepeda Asia ACC Onkar Singh. "Saya kira fasilitas ini adalah salah satu yang terbaik di dunia, saya tidak bergurau. Ini adalah awal bagi kalian. Kalian punya fasilitas, kalian punya talenta dan kalian punya sumber daya. Apa yang kalian butuhkan sekarang adalah dukungan dari pusat balap sepeda dunia (WCC)," kata Ongkar Singh.