Sendratari Ramayana Purawisata Tampil Setiap Malam Selama 43 tahun

Sendratari Ramayana Purawisata Tampil Setiap Malam Selama 43 tahun (Foto : )

Pertunjukan Sendratari Ramayana kini telah menjadi ikon sekaligus destinasi bagi wisatawan domestik maupun turis asing di Yogyakarta. Selama periode 1976 hingga 2019, sendratari Ramayana tidak pernah berhenti sehari pun.

Bahkan ketika penonton yang hadir hanya satu orang. Digelar di Amphiteather kompleks Mandiri Baruga, Purawisata, sendratari Ramayana menjadi oase ditengah budaya pop saat ini.

Pertunjukan Sendratari Ramayana kini telah menjadi ikon sekaligus destinasi bagi wisatawan domestik maupun turis asing.  Para pemain seperti pengrawit atau penabuh gamelan, hingga penarinya bahkan telah berganti hingga generasi ke empat.

Selama pertunjukan para penari sendratari Ramayana membawa penontonnya larut dalam kisah cinta anak manusia, Rama dan Sinta. Keduanya harus berpisah karena Rahwana. Rahwana lebih mencintai Sinta. Rahwana yang jatuh hati itu menculik Sinta ke istananya, namun sayang cinta Rahwana tak berbalas.

Rama menemukan kembali Sinta dengan dibantu Lesmana, saudara Rama serta prajurit kera yang dipimpin Hanoman, si kera putih. Meski dipertemukan kembali, namun saat itulah cinta Rama diuji.

Rama tidak percaya pada Sinta dan membakarnya untuk membuktikan kemurnian Sinta. Bagi pengelola pertunjukan dan pelaku seni, sendratari Ramayana yang masih dilestarikan hingga detik ini sejatinya merupakan jejak akar sebuah peradaban suatu bangsa. Nuryanto Sundimoen | YogyakartaI