Selain pekerjaannya juga tidak jelas, Ratih, kakak Arsun juga belum menikah. Tapi Arsun yang kadung cinta sama Hanif tetap ngotot. Keduanya malah kawin lari. Toh, pernikahan Arsun tidak juga bahagia. Karena Hanif yang Cuma tukang ojek, tapi pemalas, tidak juga bisa memberikan kebahagiaan dan materi, hingga Arsun utang sana sini. Akhirnya dia dikejar-kejar pemilik kontrakan yang nagih tunggakan 3 bulan. Belum lagi motor Hanif disita karena pajaknya mati.
Karena merasa tidak ada jalan keluar, Hanif menyuruh Arsun minta bagian warisannya pada Marni. Awalnya Arsun menolak, tapi akhirnya setuju. Sayangnya, bukan buat bayar hutang dan modal usaha. Uang itu malah digunakan beli mobil dan perhiasan buat pamer pada tetangga. Sisanya digunakan Hanif untuk join usaha bisnis kontrakan. Tapi ternyata mereka ditipu. Uangnya mallah dibawa kabur Joko, teman bisnis mereka. Sialnya, pas pulang rumah mereka dirampok.
Perhiasan dan mobil dibawa kabur. Belum lagi Ibu pemilik kontrakan yang mengusir mereka, karena belum juga bayar kontrakan. Hanif dan Arsun terlunta-lunta. Arsun shock. Akhirnya Hanif menyuruh Arsun datang ke ibunya dan minta bagian kakaknya. Tapi dengan cara lewat guna-guna. Marni dibikin sakit keras. Ratih yang shock, akhirnya tak berkutik waktu Arsun bilang dia yang ngerjain ibunya.
Jadi kalau mau disembuhkan, Ratih hanya memberikan bagian tanah dan rumah ibunya pada Arsun. Ratih sedih sekali. Tapi dia tidak punya pilihan. Akhirnya, dia dan Marni terusir dari rumah sendiri dan tinggal sementara di rumah tetangganya. Arsun dan Hanif poya-poya. Tapi ternyata Hanif kebabllasan. Dia selingkuh dengan perempuan lain dan mengusir Arsun, karena Hanif berniat menikahi perempuan itu. Arsun sakit hati. Akhirnya dia mengguna-guna Hanif dan meninggal. Begitu juga dengan selingkuhannya. Arsun sendiri menderita sakit kulit di wajah. Akhirnya dia insyaf dan kemballi kepada keuarganya
