Susur Sungai Sempor Ada Cerita: Kemaki Boleh, Lalai Jangan!

Susur Sungai Sempor Ada Cerita: Kemaki Boleh, Lalai Jangan!
Susur Sungai Sempor Ada Cerita: Kemaki Boleh, Lalai Jangan! (Foto : )
Ada cerita yang tidak boleh diungkap, katanya begitu. Ada pula video yang tidak juga boleh diungkap, katanya juga begitu. Video ini yang menggambarkan situasi sebenarnya saat Susur Sungai Sempor SMPN 1 Turi. 
Ya, kemaki boleh tapi lalai jangan! Begitulah tudingan banyak orang menyikapi peristiwa hanyutnya murid-murid SMPN 1 Turi, Sleman di Sungai Sempor. Tudingan itu ditujukan ke Pembina Pramuka yang mengabaikan peringatan untuk membatalkan Susur Sungai.Pembina Pramuka SMPN 1 Turi seharusnya mampu sedikit mempekerjakan otaknya untuk berpikir. Ini masih musim hujan di Merapi. Mengapa membuat program Susur Sungai? Apalagi buat murid SMP! Apa gak survei dulu?Apa konsekuensinya? Ada konsekuensi dua tipe Susur Sungai:1. Susur Sungai Kering: terkilir, patah tulang, gatal-gatal2. Susur Sungai Basah: terseret arus, masuk angin dan demam, terkilir, patah tulang, gatal-gatalApa yang harus diperhitungkan jika melakukan Susur Sungai di musim hujan? Banjir dadakan!Jangan dikira hujan gerimis tidak memicu banjir! Jika area hujan luas, bukan tak mungkin hanya hitungan detik debit air bertambah drastis. Arus makin deras.Apalagi bocah-bocah SMPN 1 Turi itu belum tentu semuanya mahir berenang. Apalagi harus bertahan di arus deras pakai seragam lengkap. Kuncinya adalah tidak panik. Iya, tapi ini mereka masih bocah loh! Pasti mereka ketakutan luar biasa! Panik luar biasa![caption id="attachment_283906" align="alignnone" width="576"]
Susur Sungai Sempor Ada Cerita: Kemaki Boleh, Lalai Jangan! Foto: Hujan deras di puncak Merapi membuat arus deras menerjang Sungai Sempor. Foto: NN[/caption]Warga sudah memperingatkan Pembina Pramukanya. Jawabannya? Sudah biasa! Bahkan salah satu murid mengatakan sudah ada peringatan untuk tidak turun ke sungai karena hujan. Apa jawaban Pak Guru? Ah, hujan cuma segitu aja!Ya, saat sebelum susur sungai memang turun hujan. Pembina Pramuka ngeyel tetep lanjut. Warga tidak tega melihat bocah-bocah itu. Mereka spontan turun ke sungai dan berjaga di beberapa titik sepanjang aliran sungai.https://www.instagram.com/p/B82N0nggtQe/?igshid=ndq3ne1h76kqPenduduk setempat tidakpunya otoritas untuk memaksa menghentikan kegiatan konyol itu. Penduduk setempat paling tahu apa yang sedang terjadi di Sungai Sempor namun sayang suara mereka tidak pernah didengarkan.Riyanto yang merupakan salah satu guru SMPN 1 Turi sekaligus Pembina Pramuka mengatakan para murid berangkat sekira pukul 13.15 WIB. Kemudian pada pukul 15.00 WIB terjadi peristiwa itu.Oke, kamu dimana?"Saya ikut pembina pramuka, tapi tidak ikut ke susur sungai, karena hujan saya nunggu di sekolah. Sebelum anak-anak pulang, saya juga tidak pulang," jelasnya, Jumat 21 Februari 2020, dikutip dari KRJogja.Hah?!Lha mereka hanya dipandu tujuh orang kakak kelasnya? Mereka paham apa, Pak Guru?! Wooo ... Ealaaah!Murid yang ikut susur sungai datanya ada di masing-masing Dewan Penggalang (DP). Ada dua regu yang melakukan kegiatan susur sungai tersebut."Saya kelupaan mencatat berapa persis siswa yang ikut susur sungai," ungkapnya. Waduh!Riyanto adalah salah satu dari 5 pembina Pramuka. Koordinator pembina adalah Isfan Yoppi, Guru Olah Raga  SMPN 1 Turi.Kegiatan Susur Sungai Sempor, Sleman ini melibatkan siswa kelas VII dan VIII. Fakta fatalnya bocah-bocah SMP ini justru diajak masuk sungai di saat musim hujan dan tanpa perlengkapan yang memadai.Rinciannya kelas VII sebanyak 129 siswa. Dari jumlah ini yang sudah melaksanakan absensi sebanyak 51 siswa dan yang belum 78.Sedangkan siswa kelas VIII sebanyak 127 siswa. Mereka yang sudah melakukan absensi 120 siswa, sementara yang belum 7 siswa.[caption id="attachment_283907" align="alignnone" width="780"] Susur Sungai Sempor Ada Cerita: Kemaki Boleh, Lalai Jangan! Evakuasi jenazah murid SMPN 1 Turi yang tewas hanyut dari Sungai Sempor, Jumat 21 Februari 2020 petang. Foto: NN[/caption]Minggu, 23/2/2020 total total jumlah korban meninggal dunia 10 murid. Upaya pencarian SAR usai dan dihentikan pukul 08.00 WIB. Dua jenazah terakhir ditemukan pukul 05.20 WIB dan 07.00 WIB di Dam Mantras, Dukuh, Donokerto, Turi.Seorang Guru Pembina Prambuka yang juga Guru Olah Raga bernama Isfan Yoppi akhirnya ditahan Sabtu 22 Februari 2020 malam di Mapolres Sleman. (*) Baca juga: