Indonesia Berkolaborasi Dengan Korea Selatan di Bidang Fashion

Hanbok motif Batik
Hanbok motif Batik (Foto : Doni Permana)

Berkolaborasi dengan Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Yayasan Kebudayaan dan Pariwisata dari Kota Jinju Korea Selatan, menggelar pameran busana bertajuk "Kisah Batik Indonesia dan Jinju Silk".

Di Kegiatan ini sejumlah busana asli korea selatan yaitu hanbok bermotifkan Batik dipamerkan pada gallery disebuah mall dijakarta.

Jinju sendiri dikenal sebagai penghasil kain sutra terbaik di dunia yang sudah diakui oleh Unesco. Untuk itu menurut Min Won Sik, CEO Jinju culture and tourism foundation, dengan adanya kolaborasi ini diharapkan semakin meningkatkan kualitas busana yang dihasilkan dan juga promosi antar budaya.

"Kami pilih batik karena batik salah satu tradisional yang bisa terus dilanjutkan oleh budaya Indonesia, apalagi UNESCO menyetujui batik Indonesia salah satu aset di dunia.

Dan sutra Kota jinsu juga sudah diakui oleh Unesco lima besar didunia, jadi sangat cocok Batik Indonesia dengan Sutra Jinsu," ujar pria berusia 63 tahun itu.

 

img_title
Pemotongan Pita Kolaborasa Busana Hanbok Korea Selatan dengan Batik. (Foto: Doni Permana)

 

Dikesempatan yang sama Erwita Dianti selaku Direktur Pemasaran Kemenparekraf sangat mengapresiasi kegiatan ini karena menurutnya dapat menambah nilai positif bagi indonesia.

"Baru terlihat inovasi disini kombinasi antara desain hanbok dan motif batik itu sangat luar biasa nilainya. Jadi apabila berkembangnya seperti drama korea mungkin ini akan menjadi besar juga karena kan kita trendsetternya masih korea ya."

Spesialnya, dalam pameran yang diselenggrakan pada 11 hingga 12 November ini,  juga menampilkan Hanbok dari artis Korea Selatan karya desainer Park Seon-ock dan Hanbok Dal Hangari hasil kolaborasi dengan Kim Yeon-ah.

Selain itu, terwujudnya pameran tersebut berkat kerjasama antar KBRI Korea Selatan dengan KOSRI (Korea Silk Research Institute) dan didukung oleh Kota Jinju serta KOFICE (Korean Foundation for International Culture Exchange).

Desainer Josephine Komara sebagai seniman batik terkemuka Indonesia dan dan juga Park Seon-ock desainer Hanbok kontemporer Korea Selatan juga turut berpartisipasi dalam proyek kolaborasi kali ini.

 

img_title
Busana Hanbok bermotif Batik. (Foto: Doni Permana)

 

Di proyek ini, Josephine Komara mendesain motif Batik-Jinju Silk, sedangkan Park Seon-ock merancang Hanbok modern menggunakan kain motif batik tersebut.

Perlu diketahui, Batik adalah teknik pewarnaan kain menggunakan malam dan motifnya memiliki arti simbolis.

Batik merupakan seni kehidupan yang mendampingi perjalanan hidup sehingga dapat disebut sebagai jiwa masyarakat Indonesia.

Meskipun teknik seni kain batik terdapat di seluruh Asia, alasan ditetapkannya batik Indonesia sebagai Warisan Kebudayaan Tak Benda oleh UNESCO adalah karena budaya batik ada dalam kehidupan sehari-hari.

Sedangkan Jinju Silk adalah industri sutra Korea Selatan. Tidak hanya sebagai produsen 80% sutra di Korea Selatan, Kota Jinju juga merupakan salah satu dari lima produsen sutra terbesar di dunia serta memiliki  reputasi konservatif karena telah digunakan oleh keluarga kerajaan dari Dinasti Goryeo hingga Kekaisaran Korea.

“Kota Jinju yang ditetapkan sebagai Kota Kreatif dalam bidang kerajinan dan kesenian rakyat oleh UNESCO adalah gudang harta berupa konten budaya” kata Direktur Yayasan Kebudayaan dan Pariwisata Kota Jinju, Min Won-sik