"Menurutku yang bikin beda adalah penggunaan mayoritas bahasa Minang dengan subtitle bahasa Indonesia di filmnya. Tapi enggak semua kok, sekitar 70 persen,” kata sang sutradara, Paul Fauzan Agusta dalam keterangan tertulisnya.
“Terus mayoritas cast-nya asli Minang atau punya darah Minang. Kru yang bekerjasama sebagian besar juga anak Minang,” terangnya.
“Keminangannya jadi keistimewaan dan sangat kental. Kami berusaha film ini seminang mungkin, tapi juga bisa dinikmati oleh penonton seluruh Indonesia,” lanjut Fauzan.
Sementara, Shenina Cinnamon yang berperan sebagai warga desa sekaligus guru bernama Si Mar di film tersebut menceritakan tentang sekilas proses syuting yang dilakukan.
"Sebenarnya kalo ke Padangnya itu aku sering, tapi kalo ke Danau Maninjaunya jarang, atau gak pernah sama sekali. Dan selama syuting kita tuh nginep bener-bener di depan danaunya, indah banget pemandangannya,” ungkap Shenina.
