Kanye West Ikut Disalahkan Karena Meningkatnya Ujaran Kebencian di Los Angeles

Kanye West
Kanye West (Foto : Twitter: @rafaelprates777)

Antv – Kepolisian Los Angeles mengonfirmasi terkait laporan ujaran kebencian yang naik 13 persen dari tahun lalu. Pejabat kepolisian setempat, Michel Moore, mengatakan hal itu terkait retorika yang menghasut di media sosial yang berkontribusi terhadap peningkatan tersebut.

Selain itu, statistika yang dipresentasikan pada pertemuan Komisi Kepolisian pada Selasa pekan lalu menunjukkan bahwa kota tersebut melampaui total 615 kejahatan rasial yang dilaporkan pada tahun 2021.

Melansir Los Angeles Times, angka itu adalah yang terbanyak di antara wilayah metropolitan AS, dan total tahunan tertinggi ketiga di kota AS mana pun sejak tahun 1970-an.

 

 

Namun, di tahun 2022 ini kejahatan terhadap kaum LGBTQ telah meningkat menjadi 30 dari 19 pada tahun lalu, sementara kejahatan terhadap orang Yahudi telah melonjak dari 72 menjadi 88.

Menurut departemen tersebut, kota-kota besar di Los Angeles tetap menjadi kelompok yang paling disasar. Apalagi jumlah insiden terkait kebencian yang melibatkan warga kulit hitam melonjak dari 36 persen menjadi 279 persen.

Departemen tersebut menganggap bahwa kejahatan rasial sebagai tindakan kriminal yang dimotivasi oleh jenis kelamin, ras, etnis, orientasi seksual, agama atau kecacatan.

 

img_title
Kanye West. (Foto: Instagram @ye_gallery)

 

Brian Levin, direktur Pusat Studi Kebencian dan Ekstremisme di Cal State San Bernardino mengatakan jika statistik terbaru menempatkan LA sejajar dengan kota-kota besar di seluruh AS, yang telah mengalami peningkatan sendiri dalam kejahatan rasial.

Ia mengatakan bahwa sebagian besar pelaku di Los Angeles adalah orang-orang dengan masalah kesehatan mental. Pada pertemuan selanjutnya, Moore menyalahkan peningkatan pada pertumbuhan pidato online rasis, fanatik, sering kali tidak terkendali.

“Ketika saya berbicara dengan para profesional penegak hukum dan pendidik tentang masalah ini, mereka percaya salah satu pendorong terbesar adalah perluasan media sosial dan kurangnya check and balances karena ekspresi kebencian dan fakta bahwa hal itu telah memberikan individu yang seharusnya memiliki tidak ada suara platform yang luar biasa," kata Moore.

Dia dengan spesifik memilih Kanye West, rapper yang kini banyak mengundang kontroversi karena "kebebasan bicaranya" dan mendapat reaksi balik dari serangkaian kata-kata kasar antisemit dan penuh konspirasi baru-baru ini.

"Kami melihat Kanye West dan lainnya yang telah menggunakan Twitter dan platform media sosial lain, dan kami telah melihat platform lain seperti Parler yang telah dibuat semata-mata agar orang-orang dengan pandangan ekstremis memiliki platform (untuk berbicara kebencian)," kata Moore selama pertemuan. 

"Dan itu, menurutku tentu berbahaya." lanjutnya. 

Seperti diketahui, Kanye West belakangan memang kerap membawa-bawa kalimat rasial, seperti Yahudi, mendukung Hitler, White Lives Matter hingga Black Lives Matter.