Review Don't Worry Darling: Penampilan Dangkal Harry Styles

Don't Worry Darling
Don't Worry Darling (Foto : IMDb)

AntvThriller menjadi salah satu genre favorit para pecinta film. Oleh karena itu, sebagai salah satu film thriller tahun ini Don’t Worry Darling begitu dinanti-nanti oleh banyak orang.

Don’t Worry Darling merupakan film garapan Olivia Wilde, yang sebelumnya lebih dikenal sebagai aktris. Mungkin kamu mengenalnya dari film The Lazarus Effect atau Tron Legacy

Don’t Worry Darling adalah film thriller-psikologi yang dibintangi oleh sejumlah artis terkemuka, seperti Florence Pugh, Chris Pine, Harry Styles, dan Gemma Chan.

Film ini sendiri merupakan film kedua yang Olivia sutradarai. Sebelumnya, ia telah menggarap Booksmart, yang beberapa kali masuk ke dalam daftar film komedi terbaik.

Olivia mendapat kritik dan review yang campur aduk dari para kritikus. Namun, sebelum membahas lebih lanjut ANTV Klik telah menyiapkan sinopsis Don’t Worry Darling untukmu. Berikut artikelnya!

Sinopsis Don’t Worry Darling

img_title
Don't Worry Darling. (Foto: IMDb)

Don’t Worry Darling berlatar 1950-an dan mengisahkan sepasang suami-istri yang bahagia, Alice (Florence Pugh) dan Jack (Harry Styles) yang tinggal di kota Victory.

Victory merupakan kota eksperimental yang dibangun oleh perusahaan tempat Jack bekerja. Proyek ini diketahui hanya dikerjakan oleh para pria.

Kehidupan mereka cukup biasa dan monoton. Jack akan pergi bekerja, pulang ke rumah di mana istrinya menunggu dengan makan malam, dan bermesraan layaknya pasangan suami-istri harmonis.

Namun, lama kelamaan Alice menyaari ada hal yang tak biasa. Ia curiga bahwa ada hal ganjil yang dilakukan oleh kantor suaminya. 

Alice menyelidiki hal ini secara sembunyi-sembunyi. Namun, apapun yang ia temukan selanjutnya sangat mengerikan dan di luar dugaan. 

Review Don’t Worry Darling

img_title
Don't Worry Darling. (Foto: IMDb)

Secara keseluruhan, Olivia Wilde selaku sutradara berhasil memberikan visual tahun 1950-an yang sempurna, khususnya dalam hal rumah tangga dan patriarki. Lagi pula, itulah tujuan utama Don’t Worry Darling. 

Don’t Worry Darling ingin mengeksplorasi tirani patriarki, yang disamarkan sebagai kebahagiaan rumah tangga. Ini bukan ide baru, tapi lagi pula memang tidak banyak ide baru saat ini.

Film ini menggambarkan kehidupan seorang suami yang bekerja dari pagi hingga sore, ketika sang istri mengerjakan segala sesuatu di rumah dari mencuci, menyapu, dan membersihkan rumah.

Segala sesuatu di kota Victory digambarkan secara sempurna, bahkan terlalu sempurna hingga lama kelamaan Alice (Florence Pugh) curiga. Semuanya terlalu rapi dan teratur, terlalu berseragam, bahkan senyum bahagia para istri dari suami yang tak tampan dan tak juga hebat.

img_title
Don't Worry Darling. (Foto: IMDb)

Salah satu masalah dalam Don’t Worry Darling adalah Olivia Wilde terlalu terpesona dengan dunia yang ia buat dengan cermat sampai dia tak bisa merelakannya. 

Walaupun begitu, Olivia berhasil membuat karya yang baik. Namun, dia bukan filmmaker yang cukup kuat saat ini untuk menavigasi kelemahan cerita, apalagi melampauinya. 

Hal ini sangat sulit bagi para aktor (kecuali Chris Pine), yang memberikan pertunjukan satu dimensi yang tidak pernah membayangkan apa yang mungkin ada di dalam kepala mereka.

Untuk bagiannya, Florence terlalu antusias, terlalu hidup dan terlalu bersemangat sejak awal untuk peran yang membutuhkan kebangkitan fajar yang lambat.

img_title
Don't Worry Darling. (Foto: IMDb)

Walaupun begitu, Florence sekali lagi berperan sebagai satu-satunya karakter “waras” yang mempunyai nalar. Ini mengingatkan penonton dengan perannya dalam Midsommar, film yang menunjukkan bahwa dia adalah salah satu aktris muda terbaik dari generasinya.

Sejauh ini, Don’t Worry Darling ini adalah film thriller yang bagus tentang feminis, dengan unsur laboratorium terlarang yang misterius, serta sedikit sci-fi yang akan datang.

Namun, sekali lagi masalahnya adalah Olivia Wilde terlalu bersandar pada permukaan dan gaya, sebagai pengalih perhatian dari cerita itu sendiri yang tidak konsisten dan hampir tidak dapat disatukan. 

Hal yang sama berlaku untuk Harry Styles, yang terlalu tidak berpengalaman sebagai aktor untuk menyampaikan kompleksitas yang dibutuhkan perannya. The Guardian menyebutkan penampilannya sangat dangkal. 

Sebaliknya, Pugh sangat fenomenal. Ia mengerahkan semua kemampuannya ke dalam perannya sebagai Alice dan menguasai hampir sebagian besar filmnya kurang lebih seorang diri.

Rating IMDb: 6,3/10

Rating Rotten Tomatoes: 38% (kritikus), 74% (penonton)