Seminar “Program Pensiun Sebagai Daya Tarik Perusahaan"

Seminar “Program Pensiun Sebagai Daya Tarik Perusahaan"
Seminar “Program Pensiun Sebagai Daya Tarik Perusahaan" (Foto : )
www.antvklik.com
- Di jaman millenial ini, loyalitas karyawan terhadap perusahaan tempatnya bekerja, relatif rendah. Seperti dibidang Informasi dan teknologi yang industrinya terus tumbuh dan berkembang, banyak karyawan yang menjadi 'kutu loncat', demi gaji yang lebih besar di perusahaan baru.Padahal karyawan yang handal adalah sumber daya manusia, orang-orang terbaik, merupakan asset diperusahaan, yang harus dipertahankan untuk kemajuan perusahaan.Perusahaan harus mencari cara bagaimana mempertahankan talent-talent berkualitas ini dan mengoptimalkan sehingga mereka loyal di perusahaan. Semaju apapun teknologi suatu perusahaan,  orang-orang terbaik perusahaan harus dipertahankan, untuk mempertahankan ataupun meningkatkan performa perusahaan.Salah satu cara mempertahankannya adalah memberikan dana pensiun yang baik dan optimal kepada karyawan-karyawan terbaik agar mereka tetap loyal terhadap perusahaan.Pemerintah telah mewajibkan kepada semua perusahaan untuk mengikutkan karyawannya dalam program pensiun. lni dimaksudkan untuk menjamin kesejahteraan karyawannya ketika memasuki masa pensiun. Namun, bagi perusahaan, program pensiun ini juga dapat dioptimalkan sebagai salah satu daya tarik untuk mendapatkan dan mempertahankan karyawan terbaik. Untuk itu, perusahaan harus mampu menyelenggarakan program pensiun yang tidak sekadar mengikuti peraturan, tapi juga perlu berinovasi dalam penyelenggaraannya program pensiun.Dalam seminar “Program Pensiun sebagai Daya Tarik Perusahaan” yang diselenggarakan Majaiah SWA di Jakarta (15/8), dibahas peluang bagi perusahaan untuk berinovasi dalam penyelenggaraan program pensiun, sehingga bisa memberikan manfaat yang optimal bagi para karyawan. Adapun pembicara yang dihadirkan dalam seminar ini adalah Wahyu Widodo (Direktur Pengupahan dan Jaminan Sosial Kementerian Tenaga Kerja), Sumarjono (Direktur Perencanaan Strategis PT Badan Pengelola Jaminan Sosial/BPJS Ketenagakerjaan), Suheri (Presiden Direktur Dana Pensiun Astra), dan Adrian Rusmana (Presiden Direktur Dana Pensiun Pertamina).Suheri mengemukakan, implikasi dari keberadaan Dana Pensiun adalah; pertama, adanya perhatian kepada karyawannya untuk kelangsungan hidup mereka setelah berhenti bekelyja dari perusahaan. Kedua, ada kesinambungan penghasilan setelah pensiun, sehingga menimbulkan rasa aman di masa depan, menciptakan iklim yang kondusif dalam hubungan yang harmonis antara karyawan dan perusahaan. Ketiga, karyawan bergairah, bersemangat untuk bekerja dan setia kcypada perusahaan, sehingga turnover karyawan bisa dikurangi. Keempat, karyawan bekerja pada perusahaan yang punya reputasi, mendapatkan citra yang sangat positif dari masyarakat.Dalam pengelolaan dananya, Dana Pensiun Astra menempatkannya di saham-saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), surat berharga Negara, obiigasi dan/sukuk yang tercatat di BEI, deposito berjangka pada bank dan deposito on call pada bank. Menurut Suheri, selama 20 tahun terakhir, Dana Pensiun Astra dapat memberikan return dengan CAGR (CompoundAnnual Growth Rate) 15,06%.Sementara itu, Adrian Rusmana menyampaikan isu-isu strategi yang berkaitan dengan pensiun yang meliputi, antara lain, kesejahteraan pensiun rendah , manfaat pensiun tidak cukup untuk menjaga kenaikan biaya hidup, nilai pensiun yang statis, tingkat kecukupan dana menjadi beban pendiri di saat nilai investasi menurun atau kewajiban dana pensiun meningkat, jumlah pensiun yang besar, usia pensiun semakin panjang dan kesenjangan manfaat pensiun antara pegawai lamadan baru.Isu strategis lainnya, Adrian menambahkan, perbedaan sistem upah dan kernampuan pendanaan antara pendiri dan mitra pendiri, regulasi yang semakin memberatkan, SDM profesionai yang sangat terbatas, serta BPJS Tenaga Kerja menjadi beban bagi pendiri dan mitra pendiri.Ke depan, untuk mengoptimalkan program pensiun agar bisa menjadi daya tank perusahaan (employer branding), menurut Adrian, perlu adanya inovasi dan kreativitas dari perusahaan untuk untuk memperbaiki tingkat kesejahteraan dan pemberdayaan para pensiunan. mengetahui comparative advantage dalam mengelola aset investasi, mengutamakan SDM berusia muda, Mengelola Program Pensiun Agar Menjadi Daya Tarik PerusahaanPemerintah telah mewajibkan kepada semua perusahaan untuk mengikutkan karyawannya dalam program pensiun. lni dimaksudkan untuk menjamin kesejahteraan karyawannya ketika memasuki masa pensiun. Namun, bagi perusahaan, program pensiun ini juga dapat dioptimalkan sebagai salah satu daya tank untuk mendapatkan dan mempertahankan karyawan terbaik. Untuk itu, perusahaan harus mampu menyelenggarakan program pensiun yang tidak sekadar mengikuti peramran, \api juga periu berinovasi dalam penyeienggaraannya program pensiun.Dalam seminar “Program Pensiun sebagai Daya Tarik Perusahaan” yang diselenggarakan Majaiah SWA, dibahas peiuang bagi perusahaan untuk berinovasi dalam penyelenggaraan program pensiun, sehingga bisa memberikan manfaat yang optimal bagi para karyawan. Adapun pembicara yang dihadirkan dalam seminar ini adalah Wahyu Widodo (Direktur Pengupahan dan Jaminan Sosial Kementerian Tenaga Kerja), Sumarjono (Direktur Perencanaan Strategis PT Badan Pengelola Jaminan Sosial/BPJS Ketenagakerjaan), Suheri (Presiden Direktur Dana Pensiun Astra), dan Adrian Rusmana (Presiden Direktur Dana Pensiun Pertamina).Suheri mengcmukakan, implikasi dari keberadaan Dana Pensiun adalah; pertama, adanya perhatian kepada karyawannya untuk kelangsungan hidup mereka setelah berhenti bekelja dari perusahaan. Kedua, ada kesinambungan penghasilan setclah pensiun, sehingga menimbulkan rasa aman di masa depan, menciptakan iklim yang kondusif dalam hubungan yang harmonis antara karyawan dan perusahaan. Ketiga, karyawan bergairah, bersemangat untuk bekerja dan selia kcpada perusahaan, sehingga turnover karyawan bisa dikurangi. Keempat, karyawan bekerja pada perusahaan yang punya reputasi, mendapatkan citra yang sangat positif dari masyarakat.Dalam pengelolaan dananya, Dana Pensiun Astra menempatkannya di saham-saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), surat berharga Negara, obiigasi dan/sukuk yang tercatat di BEI, dcposito berjangka pada bank dan deposito on call pada bank. Menurut Suheri, selama 20 tahun terakhir, Dana Pensiun Astra dapat memberikan return dengan CAGR (Compound Annual Growth Rate) 15,06%.Sementara itu, Adrian Rusmana menyampaikan isu-isu strategi yang berkaitan dengan pensiun yang meliputi, antara lain, kesejahteraan pensiun rendah (manfaat pensiun tidak cukup untuk menjaga kenaikan biaya hidup, nilai pensiun yang statis, tingkat kecukupan dana menjadi beban pendiri di saat nilai investasi menurun atau kewajiban dana pensiun meningkat, jumlah pensiun yang besar, usia pensiun semakin panjang dan kesenjangan manfaat pensiun antara pegawai lama dan baru.Isu strategis lainnya, Adrian menambahkan, perbedaan sistem upah dan kernampuan pendanaan antara pendiri dan mitra pendiri, regulasi yang semakin memberatkan, SDM profesionai yang sangat terbatas, serta BPJS Tenaga Kerja menjadi beban bagi pendiri dan mitra pendiri.Kc depan, untuk mengoptimalkan program pensiun agar bisa menjadi daya tank perusahaan (employer branding), menurut Adrian, perlu adanya inovasi dan kreativitas dari perusahaan untuk untuk memperbaiki tingkat kesejahteraan dan pemberdayaan para pensiunan. mengetahui comparative advantage dalam mengelola aset investasi, mengutamkan SDM berusia muda,profesional dan bertaIenta, penggunaan teknologi informasi dengan dukungan SDM yang andal dan membangun dana pensiun dengan iuran pasti. “Memperbaiki kesejahteraan dan  pemberdayaan pensiun tidak hanya melalui peningkatan pembayaran. Manfaat Pensiun, tapi bisa dengan banyak hal. Sehingga pada masa puma bakti, para pensiun dapat hidup bahagia dan terhormat,“ ujar Adrian. 
Dari, Shandi March & Achmad Junaidi. Jakarta.