Polair Mabes Polri Salurkan Bantuan Korban Gempa Melalui Pelabuhan Majene

Polair salurkan bantuan korban gempa Sulbar
Polair salurkan bantuan korban gempa Sulbar (Foto : )
Korps Polair Mabes Polri menyalurkan ribuan paket sembako, selimut dan tenda melalui Pelabuhan Passarangan Kabupaten Majene, Sulawesi Barat.  Bantuan logistik ini disalurkan langsung ke sejumlah titik pengungsian.
Setelah menempuh perjalanan selama sepekan, dua kapal milik Mabes Polri, yakni Kapal Polisi Belibis dan Kapal Polisi Beo yang membawa ribuan paket sembako untuk korban gempa bumi tiba di Pelabuhan Passarangan, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat. Kapal yang biasanya digunaka untuk patroli di laut lepas ini menjalankan misi kemanusian bagi para korban gempa.[caption id="attachment_431017" align="alignnone" width="900"]
Polair salurkan bantuan korban gempa Sulbar-2 Ribuan paket sembako akan segera disalurkan kepada para korban di Majene, Sulbar (Foto: ANTV/ Rasman A. Rahman)[/caption]Ribuan paket sembako yang terdiri dari beras sebanyak 500 karung, makanan cepat saji, mie instan hingga selimut dan tenda dibawa oleh dua kapal polisi ini. Bantuan langsung dibongkar untuk kemudian didistribusikan ke sejumlah titik lokasi pengungsian di wilayah Kecamatan Malunda dan Ulumanda.Untuk menghindari kerumunan warga dan pengungsi berebut paket sembako, logistik akan dikawal pasukan Brimob untuk disalurkan dari tenda ke tenda. Para pengungsi cukup menunggu di tenda masing-masing, polisi yang akan membagikan sesuai kebutuhan para pengungsi.“ Kita menempuh perjalanan jauh ya, seminggu membawa bantuan ini, juga mengambil barang di Makassar. Selanjutkan kita juga koordinasi dengan pihak Pemda untuk menyalurkan bantuan ini untuk para korban gempa, “ ujar Komandan Kapal Polisi Beo 5013, AKP Selly Hermanto.Dua pekan pasca gempa bumi yang mengguncang Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, ribuan warga yang berasal dari tiga kecamatan masih bertahan di tenda-tenda pengungsian yang tersebar di 25  titik. Meski masa tanggap darurat berakhir hari ini, warga tetap enggan kembali lantaran rumah mereka tidak lagi dapat dihuni akibat dirusak gempa.Rasman Abdul Rahman |Majene, Sulawesi Barat