Kapolres Sebut Radikalisme Bukan Masalah Berarti di Timor Tengah Selatan

kapolres tts
kapolres tts (Foto : )
Radikalisme bukan masalah berarti bagi Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur, karena tingkat toleransi masyarakat Timor Tengah Selatan yang tinggi, pernyataan tersebut diungkapkan Kapolres Timor Tengah Selatan AKBP Ariasandy.
Meski mayoritas warga memeluk agama Nasrani namun keberagaman terlihat nyata di Timor Tengah Selatan. Di Mapolres Timor Tengah Selatan misalnya, ada tiga tempat ibadah yang berdiri kokoh berdampingan yakni Pura, Gereja, dan Masjid.Kegiatan keagamaan untuk mencegah radikalisme berkembang di daerah Timor Tengah Selatan, seperti istighosah juga rutin dilakukan."Di tempat ini masyarakat mendukung pencegahan itu. Jadi persoalan perbedaan keyakinan dan ideologi tidak menjadi hal yang mengkhawatirkan," ujar AKBP Ariasandy.Selain itu, setiap hari Senin kepolisian juga mendatangi sekolah-sekolah untuk mengikuti upacara bendera, bahkan kadang petugas kepolisian yang menjadi inspektur upacara. Petugas kepolisian juga memberikan himbauan kamtibmas kepada siswa terkait masalah NKRI, toleransi dan konflik sosial.Keunggulan orang desa menurut AKBP Ariasandy yakni mereka saling tahu satu sama lain kalau ada orang luar datang, oleh sebab itu lewat Bhabinkamtibmas dan bantuan warga, pihak kepolisian di Timor Tengah Selatan lebih mudah untuk mengidentifikasi setiap warga pendatang atau orang luar yang masuk ke wilayahnya.
Aprianto Nugroho | Timor Tengah Selatan, NTT