Jemaah Haji dengan Penyakit Jantung Harus Lebih Hati Hati

Jemaah Haji dengan Penyakit Jantung Harus Lebih Hati Hati
Jemaah Haji dengan Penyakit Jantung Harus Lebih Hati Hati (Foto : )
www.antvklik.com
- Catatan sementara tim kesehatan haji menyimpulkan penyakit jantung merupakan penyebab terbanyak kematian jemaah haji Indonesia. Sampai hari ke 25 pelaksanaan ibadah di Tanah Suci , tim kesehatan haji mencatat bahwa dari 49 kematian, 22 persen di antaranya disebabkan penyakit jantung.Tidak hanya saat ini, periode sebelumnya kasus kematian akibat penyakit jantung selalu tinggi. Pada 2017, dari total jemaah meninggal, 47 persen di antaranya disebabkan penyakit jantung. Sedangkan pada 2016 sebanyak 52 persen jemaah meninggal karena penyakit jantung.Kepala Pusat Kesehatan Haji Eka Jusuf Singka menegaskan bahwa dalam 10 tahun terakhir penyakit jantung merupakan penyebab kematian tertinggi pada jemaah haji."Sejak satu dekade terakhir ini, penyebab kematian terbanyak pada jemaah haji adalah penyakit  jantung," jelasnya.Menurut Eka, perlu pendekatan tersendiri pada jemaah dengan penyakit jantung."Pendekatan yang lebih ketat dan komprehensif dengan melibatkan para ketua regu agar mengingatkan dan memastikan jemaah haji tidak melaksanakan kegiatan-kegiatan yang cukup berat, disiplin istrahat, dan minum obat setiap hari," terang Eka.Melihat tingginya kasus ini, salah satu langkah yang diambil di antaranya setiap tahun tim kesehatan haji selalu membawa dokter spesialis jantung ke Tanah Suci. Tahun ini ada 5 spesialis jantung yang ada di Mekah dan siap dikontak 24 jam.Zakky Kurniawan, salah satu dokter spesialis penyakit jantung di Klinik Kesehatan Haji Indonesia Mekah, mengatakan pentingnya penyaringan awal saat mulai di Tanah Air. Bila calon jemaah dengan risiko tinggi, mereka harus sudah disiapkan jauh-jauh hari termasuk pendampingnya."Pendampingnya harus bersedia tidak menjalankan ibadah-ibadah sunah karena harus mendampingi jemaah yang sakit. Mereka harus benar-benar dipantau minum obat, makan dan istirahatnya," ucap Zakky.Jemaah dengan risiko tinggi penyakit jantung bisa semakin buruk keadaanya karena banyak faktor. Menurut Zakky, soal iklim misalnya. Jemaah yang sudah tua akan lebih sulit beradaptasi dengan iklim di Arab Saudi. Berbeda dengan jemaah yang masih muda lebih cepat menyesuaikan diri.Contoh lain adalah soal turunnya daya tahan tubuh karena malas makan . "Jemaah lanjut usia biasanya malas makan bila menunya tidak cocok. Kalau malas makan, imunitasnya akan turun dan jemaah akan mudah sakit."Zakky menyatakan bahwa fasilitas kesehatan di Klinik Kesehatan Haji Indonesia Mekah cukup lengkap. Namun, bila ada kasus lebih lanjut, jemaah langsung dirujuk k RS Arab Saudi."Penanganan penyakit jantung harus berpacu dengan waktu. Tim medis di kloter bisa hubungi kami 24 jam. Bila perlu segera dirujuk, maka segera dilakukan," katanya.Sementara itu, jemaah dengan penyakit jantung yang ada di Tanah Suci diingatkan untuk memperhatikan kondisinya. Kepala Pusat Kesehatan Haji Eka Jusuf Singka  mengingatkan enam hal yang harus dipenuhi jemaah risiko tinggi penyakit jantung, yaitu selalu makan obat tiap hari; bawa obat ke mana pun pergi; jangan kelelahan;  periksa ke dokter secara reguler;  istirhat yngg cukup; dan kalau sesak napas, hentikan kegiatan dan istirahat. Laporan Ihsan Salam dari Arab Saudi.