Hoax, Pernyataan PJ Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin Soal ASN Boleh Ikut Kampanye

Hoax, Pernyataan PJ Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin Soal ASN Boleh Ikut Kampanye, INI Penjelasannya
Hoax, Pernyataan PJ Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin Soal ASN Boleh Ikut Kampanye, INI Penjelasannya (Foto : Dok. Humas Pemprov Sulsel)

Antv – Seharian ini beredar di Sosial Media foto koran dari Makassar Sulsel yang berjudul Pemprov Bolehkan ASN Ikut Kampanye, terbit 15 Januari 2024. Berita ini ternyata tidak benar alias hoax.

Ada pergantian kata atau diksi dari pernyataan PJ Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin saat acara jalan pagi di Enrekang pada 13 Januari 2024 tersebut.

Sebenernya Pj Gubernur Bahtiar sama sekali tidak menyatakan ASN boleh ikut kampanye.

"Di sini terlihat ada pergantian kata Hadir menjadi Ikut oleh redaksi media koran di Sulsel tersebut," kata Erlan, Kabid Humas Pemprov Sulsel.

"Ini jelas-jelas HOAX, berita bohong. yang dibuat secara sengaja. Kami tak pernah membolehken ASN Ikutan Kampanye," tambahnya.

Pj Gubenur Bahtiar lebih lanjut mengatakan bahwa pernyataanya sangat clear.

"Dalam wawancara penjelasan kami tentang netralitas ASN. Tribum secara sengaja membuat judul BOHONG dan melanggara hukum," tegasnya lagi.

Sebelumnya Pj Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin, menegaskan bahwa ASN memang diizinkan untuk menghadiri kampanye yang diadakan oleh peserta pemilu, meskipun dengan tetap memperhatikan aturan-aturan yang berlaku.

Termasuk larangan menggunakan atribut ASN dan menjaga kemandirian serta ketidaksengajaan dalam menunjukkan preferensi politik. Jika diasumsikan ASN dapat ikut gelaran kampanye salah satu calon namun tidak untuk condong kepada salah satu peserta pemilu.

“Di undang-undang pemilu itu boleh (ASN) menghadiri kampanye loh, tapi tidak boleh menggunakan atribut dan tidak boleh mengartikulasikan, boleh loh menghadiri kampanye,” ujarnya kepada awak media usai meninjau gudang logistik Pemilu KPU Enrekang, beberapa waktu lalu.

Namun disisi lain lanjut Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kementerian Dalam Negeri itu, sisi lain undang-undang ASN mengikat para ASN untuk bersikap netral, dan tidak terlibat dalam kegiatan politik apapun.

“Masalahnya undang-undang ASN  mereka harus netral,” timpa Bahtiar Baharuddin.

Ia mengutarakan, meski memiliki hak pilih para ASN mesti pandai menempatkan diri secara tupoksi dan proporsional, menurutnya alangkah lebih baik jika mengambil jalan aman untuk tidak terlibat dalam kegiatan politik Apapun.

“ASN punya hak pilih, tapi dia harus netral juga bagaimana caranya kawan-kawan harus pandai menempatkan diri, kapan sebagai pribadi dan kapan sebagai penyelenggara negara,” jelasnya.

“Kamu boleh punya pilihan yah di dalam hati saja, seperti cinta dalam hati, jadi gak boleh diungkapkan, bahkan tidak boleh diartikulasikan, secara simbolik dan gestur,” kuncinya.

Berikut pernyataan lengkap Pj Gubernur Sumsel, Bahtiar Baharuddin:

"Itu bukan tanggapan, hukum postinya sudah begtiu, Undang-undang ASN, Undang Undang Pemilu, undang-undang apapun ya menyatakan ya ASN harus netral. Dan upaya kita untuk mengingatkan itu sudah kita lakukan, mulai deklarasi di tingkat provinsi, deklarasi tinggat kota, pembuatan komitmen segala macam.

Nan nah saya sebagai Gubernur kembali menghimbau kawan-kawan tidak enaknya jadi ASN seperti saya saya juga SN undang-undang bilang ASN ini punya hak politik, kami boleh mencoblos kami boleh memilih.

Bahkan di Undang Undang Pempilut itu boleh menghadiri kampanye loh, tapi tidak boleh menggunakan atribut dan tidak boleh mengartikulasikan. Boleh loh menghadiri kampanye di Undang Undang Pemilu.

Masalahnya ASN ini pada sisi lain hukumnya bilang tidak boleh, harus netral. Nah bdea dengan teman-teman TNI, clear urusannya, ya.. kosong, ngga boleh memilih, aman tuh.

Nah ASN ini punya hak pilih, masalahnya dia harus netral juga. Inilah yang harus dihitung kawan-kawan, kapan sebagai pribadi, kapan sebagai penyelenggara negara. Dan yang aman ya sudah, kamu boleh punya pilihan ya di dalam hati saja, seperti cinta dalam hati.

Dalam hati saja, jadi tidak boleh diungkapkan, enggak boleh diekspresikan bahkan tidak boleh diartikulasikan gitu. Secara simbolik maupun gestur jadi itulah rumusnya dan saya pasti karena ASN teman-teman saya ya hati-hati, karena masa gara-gara pemilu kamu karirmu yang sekian puluh tahun harus hilang.

Kalian kan bukan pemilu pertama, mestinya lebih cerdas lagi lah dalam pikiran-pikirannya. Saya kira begitu."