Dampak Kemarau Panjang, Petani di Lampung Banting Stir Jadi Pembuat Tasbih

Dampak Kemarau Panjang, Petani di Lampung Banting Stir Jadi Pembuat Tasbih
Dampak Kemarau Panjang, Petani di Lampung Banting Stir Jadi Pembuat Tasbih (Foto : antvklik-Pujiansyah)

Antv – Banyak petani di Kabupaten Lampung Selatan yang kehilangan penghasilan dampak kemarau dan El Nino yang berkepanjangan. Tanaman padi mereka rusak dan gagal panen akibat kekurangan air.

Salah satunya dialami Sungkowo, warga Desa Berundung, Kecamatan Ketapang, Lampung Selatan. Petani padi berusia 50 tahun ini banting stir beralih profesi jadi pengrajin tasbih dan aksesoris sarung pisau berbahan kayu.

Bahan-bahan yang digunakan pun memanfaatkan limbah kayu agar dapat bernilai ekonomi.

"Dari pada tidak ada pekerjaan di musim panas seperti ini. Sawah dan kebun juga tidak bisa maksimal, dari pada diam dan tidak ada masukan. Jadi saya mengolah-olah kerajinan seperti ini." kata Sungkowo, Kamis (2/11/2023).

Seluruh karyanya dibuatnya sendirian. Ia belum memiliki karyawan, karena omsetnya masih belum stabil. Selain itu, usahanya masih terbilang baru. Dalam sehari, ia mampu membuat minimal 5 buah tasbih mulai dari jumlah 33 hingga 99 butir.

"Paling banyak menerima pesanan tasbih, selain murah proses pembuatannya pun cukup cepat. Meski pendapatannya tak seberapa besar, namun ini menjadi solusi ekonomi di tengah musim paceklik," ucap Sungkowo.

Selain dijual secara daring melalui media sosial, banyak juga warga yang datang ke rumah Sungkowo untuk membeli tasbih kayu.

Tasbih kayu dijual Sungkowo seharga Rp50 ribu per tasbih, sementara untuk sarung pisau dijual kisaran Rp100 ribu hingga Rp300 ribu, tergantung ukuran dan tingkat kerumitan yang dipesan konsumen.

"Untuk satu tasbih berkisar Rp30 hingga Rp50 ribu. Kalau untuk ukiran sarung dan gagang pisau tergantung dengan modelnya," tutur Sungkowo.

Menurut Sungkowo, penghasilan pembuatan tasbih dan sarung pisau dari kayu ini di kisaran Rp1 juta hingga Rp3 juta perbulan.

Meski penghasilannya masih terbilang minim, setidaknya penghasilan itu bisa dipakai untuk menghidupi keluarganya di musim kemarau ini.

Salah satu konsumen, Basri Halilintar (40). Ia mengaku tasbih buatan Sungkowo berkualitas dan memuaskan.

"Saya sengaja datang untuk melihat langsung, dan hasilnya luar biasa bagus," katanya.