Dukungan Media dan Dunia Usaha Media Penting untuk Bebaskan Indonesia dari TBC

Dukungan Media dan Dunia Usaha Media Penting
Dukungan Media dan Dunia Usaha Media Penting (Foto : Dok. BCF)

Antv – Edukasi dan promosi kesehatan tentang Tuberkulosis penting untuk selalu digencarkan. Edukasi TBC dapat dilakukan oleh berbagai cara mulai dari penyuluhan oleh kader langsung ke masyarakat hingga menggunakan kecanggihan teknologi.

Media memiliki peran penting dalam menyebarkan informasi kepada masyarakat yang lebih luas. Edukasi massal mengenai TBC tidak hanya membutuhkan strategi komunikasi yang efektif namun juga kiat implementasi yang bisa menyentuh seluruh kalangan masyarakat.

Nursodik Gunarjo, Plt Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan menyampaikan bahwa penentuan cara komunikasi harus menyesuaikan dengan karateristik kelompok masyarakat.

“Influencer lokal lebih efektif daripada menggunakan media massa. Micro targeting ini penting karena kita bisa memetakan sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang disasar. Misalnya khusus laki-laki perokok, ibu, lansia, remaja, lansia, pasien, keluarga beresiko, tenaga kesehatan, dan komunitas,” jelas Gunarjo.

Saat ini, yang menjadi fokus Kementerian Kesehatan dalam melakukan edukasi TBC yakni soal Terapi Pencegahan TBC (TPT). Tidak mudah meyakinkan masyarakat dalam mengonsumsi TPT. Hal ini disampaikan oleh Yemima Ester, Tim Kerja Strategi Komunikasi Kemenkes.

“Sedang sakit saja sulit untuk minum obat bahkan ada yang nggak percaya dengan obat. Apalagi TPT ini diberikan untuk orang yang belum terkena (TBC), sulit meyakinkan untuk mengonsumsi ini. Kami akhirnya membuat semboyan TOSS, Temukan Obati Sampai Sembuh. Untuk meningkatkan motivasi misalnya para kader untuk meneruskan edukasi ini,” jelas Yemima.

Selain keterlibatan media, dukungan dunia usaha juga sangat penting dalam mendukung penanggulangan TBC pada kelompok masyarakat produktif.

Kementerian Ketenagakerjaan telah menerbitkan Permenaker nomor 13 tahun 2021 yang mengatur hak karyawan dan kewajiban perusahaan dalam menangani isu TBC di tempat kerja.

“Kemenaker melakukan sinergi multisektor meliputi workshop, sosialisasi, dan skrining TBC di tempat kerja. Skrining telah dilakukan di 6 provinsi pada tahun 2022 dan pada 2023 telah dimulai di Jakarta dengan target 8000 karyawan,” jelas Idham.

Otsuka Group telah melakukan program untuk melindungi para pekerja dari diskriminasi akibat TBC. Program Free TBC at Workplaces merupakan program yang diinisiasi Otsuka Group untuk melakukan advokasi ke industri agar berkomitmen dalam melindungi karyawannya dari bahaya TBC terutama dari diskriminasi.

“Sejak Juli 2022, ada total 47 pasien TBC yang kami dampingi dari beberapa perusahaan. 13 orang sembuh 100% pada 2022. Saat ini, ada 34 pasien TBC yang masih didampingi. Kami menyediakan konsultasi telehealth dengan dokter, nutrisionis, pemberian gizi seimbang, hingga monitoring kepatuhan berobat,” jelas Sudarmadi Widodo, Human Capital & Corporate Communications Director Otsuka Group dalam The SDGs National Seminar Series dengan bahasan Peran Serta Korporasi dalam Implementasi Kebijakan Penanggulangan TBC.S

img_title
Sudarmadi Widodo, Human Capital & Corporate Communications Director Otsuka Group. (Foto: Dok. BCF)

Selain Otsuka Group, PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk juga mulai melakukan hal serupa untuk meningkatkan kualitas kesehatan karyawannya dengan bebas dari TBC dan mengedukasi masyarakat mengenai bahaya TBC.

Dimulai sejak 2018 untuk mendukung penanganan TBC di Jakarta Selatan, 2019 sempat terhenti karena beralih ke penanganan Covid-19. Tahun 2023, kembali pada fokus penanggulangan TBC dengan melakukan skrining dan edukasi di Sumatera Selatan.

img_title
Kurnia Fitria Utama, Head of Human Resource PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk. (Foto: Dok. BCF)

“Di area kerja kami, kami bekerja sama dengan Yayasan Mentari Meraki Asa Asahan melakukan skrining kepada 47 karyawan di Asahan. Kemudian, bersama dengan BCF dan USU kami mendukung program skrining TBC di kalangan mahasiswa baru sebagai ikhtiar dalam mempersiapkan SDM yang sehat dan produktif,” tutur Kurnia Fitria Utama, Head of Human Resource PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk.