Bahas Percepatan Eliminasi Tuberkulosis, Praktisi dan Pemerhati TBC Dunia Berkumpul di Jogja

Bahas Percepatan Eliminasi Tuberkulosis, Praktisi dan Pemerhati TBC Dunia Berkumpul di Jogja
Bahas Percepatan Eliminasi Tuberkulosis, Praktisi dan Pemerhati TBC Dunia Berkumpul di Jogja (Foto : Dok. BCF)

Antv – Para ahli TBC (tuberkulosis) akan berkumpul di Jogja dalam kegiatan The 5th INA-TIME 2023 (Indonesia Tuberculosis International Research Meeting).

Agenda tahunan Kementerian Kesehatan RI ini, akan berlangsung pada 31 Agustus hingga 2 September 2023. Pusat Kedokteran Tropis UGM dipercaya sebagai penyelenggara bekerja sama dengan Jetset TB (Jejaring Riset Tuberkulosis Indonesia).

Lebih dari 300 peserta akan mengikuti kegiatan ini meliputi tenaga kesehatan, peneliti, pembuat kebijakan hingga praktisi sosial yang memiliki perhatian khusus terkait isu pengendalian TBC.

Tak hanya dari dalam negeri, para ahli yang akan terlibat dalam acara ini juga berasal dari luar negeri yang hadir secara luring maupun daring.

Melalui ajang international ini diharapkan akan tercipta kolaborasi dan pertukaran pengetahuan yang akan berkontribusi dalam upaya percepatan eliminasi TBC di Indonesia dan global.

TBC masih menjadi permasalahan kesehatan di Indonesia. Berdasarkan pada Global TB Report 2022, Indonesia menempati urutan kedua sebagai negara dengan beban TBC tertinggi di dunia setelah India.

Laporan yang diterbitkan oleh World Health Organization (WHO) ini mengisyaratkan perlunya terobosan baru dalam penanganan penyakit yang disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis ini.

TBC merupakan satu dari 10 penyebab utama kematian di dunia. Masih dari sumber yang sama, diperkirakan terdapat 969.000 kasus TBC di Indonesia. Pemerintah telah berkomitmen untuk mencapai eliminasi TBC pada 2030.

Peningkatan riset dan inovasi merupakan hal yang diamanahkan dalam Peraturan Presiden No. 67 tahun 2021 tentang penanggulangan TBC.

General chairperson dari The 5th INA-TIME 2023, Prof. dr. Ari Natalia Probandari, MPH., Ph.D. juga mengajak para aktivis non-profit untuk mengikuti acara ini.

“Kita bisa diskusi banyak tentang riset dan inovasi baru (dalam bidang pengendalian TBC),” ajaknya.