Saiful Mujani: Mayoritas Santri Memilih Ganjar Pranowo

Saiful Mujani: Mayoritas Santri Memilih Ganjar Pranowo
Saiful Mujani: Mayoritas Santri Memilih Ganjar Pranowo (Foto : Tangkap Layar)

Saat ini, kalau memakai konsep lama tentang partai, di parlemen hanya ada dua partai yang eksplisit menyebut dirinya sebagai partai Islam, yakni PKS dan PPP. Gabungan keduanya hanya sekitar 13 persen.

Sementara pada Pemilu 1955, gabungan Partai NU dan Masyumi sekitar 40 persen.

“Santrinisasi terjadi secara kultural dan sosial, tapi secara politik tidak. Secara kultural, masyarakat Muslim Jawa semakin santri, tapi soal politik, beda lagi.” jelasnya.

Saiful mencontohkan sekarang banyak kader PDIP yang memakai jilbab. Bahkan Ganjar Pranowo yang sekarang populer menjadi calon presiden dan merupakan kader PDIP juga nampak seperti santri. Istri Ganjar sendiri berasal dari keluarga santri.

“Terjadi sekularisasi politik, (di mana warga) mendiferensiasi wilayah politik dan agama. Orang, ketika memperjuangkan kepentingan publik, bicara lebih inklusif dan tidak eksklusif untuk kepentingan agama tertentu, tapi kepentingan warga negara. Tidak identik antara santrinisasi dengan politisasi atau santrinisasi politik.” lanjutnya.

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah kenyataan bahwa ada masyarakat yang mengidentifikasi diri sebagai santri, abangan, dan priyayi ini penting secara elektoral?

Dalam tabulasi silang, dari 52,4 persen santri Muslim Jawa, 60 persen memilih Ganjar, 20 persen Prabowo Subianto, dan 15 persen Anies Baswedan.

Ada 5 persen yang belum menjawab. Sementara pilihan kelompok abangan juga lebih dominan ke Ganjar 58 persen, Prabowo 11 persen, Anies 14 persen, dan tidak jawab 16 persen. Sementara terdapat 59 persen kalangan priyayi yang memilih Ganjar, 0 persen memilih Prabowo, 19 persen memilih Anies, dan tidak jawab 22 persen.

“Ganjar didukung oleh mayoritas santri, abangan, dan priyayi,” kata Saiful.

Berdasarkan data ini, Saiful menyimpulkan bahwa perbedaan santri, abangan, dan priyayi dalam pemilihan presiden tidak penting. Baik yang santri, abangan, maupun priyayi di kalangan Muslim Jawa sama-sama dominan memilih Ganjar Pranowo.

“Ada memang warga yang menganggap dirinya santri, abangan, dan priyayi. Tapi itu tidak punya efek berarti dalam perilaku memilih di pemilihan presiden,” pungkasnya.