Mandor Pembangunan Masjid Sheikh Zayed Solo Utang Makan Rp100 Juta Diburu Pemilik Warung

Ilustrasi Uang
Ilustrasi Uang (Foto : Istimewa)

Antv –Usai pembangunan Masjid Sheikh Zayed Solo, belakangan meninggalkan masalah yang memalukan. Sejumlah mandor proyek pembangunan masjid hibah dari Pemerintah Uni Emirat Arab UEA itu, meninggalkan utang dengan warung di sekitar masjid.

Seorang pedagang, Dian Ekasari, mengaku ada tiga mandor pembangunan masjid, yang masih menunggak utang di warung makan Restu Bunda. Total tunggakannya bukan ribuan, namun mencapai ratusan juta rupiah.

Menurut Dian, utang itu terkait makan untuk pekerja proyek pembangunan Masjid Sheikh Zayed.

img_title
Penampakan Masjid Raya Sheikh Zayed Solo. (Foto: Istimewa)

"Mandor pertama "N" utangnya sampai 65 juta, mandor kedua "G" 50 juta lebih orang Demak, mandor ketiga "G" 35 juta," terang Dian kepada wartawan dengan wajah memelas, Jumat (17/3/2023).

 

img_title
Dian Ekasari, Pemilik Warung yang Diutangi Mandor. (Foto: Antvklik | Effendi Rois/Solo)

 

Saat ini Dian, masih terus berusaha menagih kekurangan kepada ketiga mandor tersebut. Bahkan, dia rela mendatangi ke rumah mereka.

"Kalau saya sendiri door to door. Saya mengunjungi mandor, karena ada perjanjian hitam diatas putih. Saya datangi rumahnya, minta gimana kepastiannya, karena mereka kabur. Ada yang kabur tanpa ngasih say hello. Otomatiskan saya harus datang kesana," keluhnya.

Dian mengaku telah berusaha door to door dengan mendatangi rumah para mandor tersebut. Namun pembayaran utang masih harus dicicil.

"Saat dirumahnya, Mandor "G" di Purwodadi, dua yang utang 35 juta, udah dicicil tinggal 30 juta," jelasnya.

 

img_title
Restu Bunda, Warung Makan Tempat Mandor Berutang. (Foto: Antvklik | Effendi Rois/Solo)

 

Dulu, imbuh Dian, perjanjiannya, awal 2 minggu sekali akan dibayar. Namun kenyataannya tidak. Kadang dua minggu, kadang 4 Minggu baru dibayar.

"Kemarin kasusnya, banyak mandor-mandor mengeluh kalau bayarannya dipending- pending. Selain dipending, bayaran yang mereka terima katanya hanya sekian persen. Kata mereka (mandor) harus nyari kekurangannya sendiri, padahal harus gaji karyawan, harus bayar warung. Sedangkan perusahaan gak mau tahu," tukas Dian.

Dian juga menegaskan, jika nantinya tidak ada titik terang, dirinya akan menempuh jalur hukum.

"Saya sebenarnya udah sabar, tapi gimana lagi nagih uang harus sama legowo juga. Dijanji-janjiin gitu, minggu depan bayaran, nyatanya tidak ditepati. Makanya kalau nanti ujungnya ga ada titik terang, ga ada niat baik dari mereka. Mau ga mau harus jalur hukum," tandasnya.