Merebak di 5 Desa, 112 Warga Pacitan Terinfeksi Leptospirosis

Merebak di 5 Desa, 112 Warga Pacitan Terinfeksi Leptospirosis
Merebak di 5 Desa, 112 Warga Pacitan Terinfeksi Leptospirosis (Foto : RS. Kariadi Semarang)

Antv –Kasus leptospirosis terus merebak di wilayah Kecamatan Nawangan, Kabupaten Pacitan. Dalam kurun waktu tiga pekan terakhir, tercatat sudah 112 warga dilaporkan suspect bakteri leptospira.

Dari Jumlah tersebut, 24 warga dinyatakan positif, sedangkan 3 penderita atas nama Tukino, Samiyem dan Sukimin meninggal dunia.

Koordinator Pengendalian Penyakit Menular Puskesmas Nawangan, Wahyu Tri Widodo mengatakan, dari total 24 pasien yang positif, 7 warga sempat manjalani perawatan di Puskesmas setempat. Sementara 17 pasien di rawat di RSUD dr Darsono Pacitan.

Rata rata penderita leptospirosis, kata Wahyu, mengalami keluhan diantaranya demam tinggi hingga nafsu makan yang berkurang dan specifik pada nyeri pada betis kaki.

"Yang dirawat di Puskesmas sudah sembuh dan pulang kerumah. 17 orang mungkin masih menjalani perawatan di Rumah Sakit dr Darsono Pacitan. Kebanyakan pasien kami dengan keluhan demam tinggi diaertai nafsu makan berkurang dan terindikasi terinfeksi virus leptospirosis," katanya.

Selain itu, Wahyu menjelaskan, pihak Dinas Kesehatan bersama Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Surabaya, pekan lalu melakukan pengambilan sample untuk dilakukan penelitian. Namun hingga saat ini, hasilnya belum ada.

 

img_title
Merebak di 5 Desa, 112 Warga Pacitan Terinfeksi Leptospirosis. (Foto: Antvklik | Agus Wibowo/Pacitan)
 

 

Penyebaran kasus leptospirosis di Kecamatan Nawangan merebak di 5 desa. Di antaranya Desa Mujing, Desa Nawangan, Desa Gondang, Desa Sempu dan Desa Jetis Lor.

Penyakit yang disebabkan oleh bakteri leptospira tersebut di duga akibat warga terkontaminasi air kencing tikus saat berada di sawah.

Hal ini berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, diketahui bahwa tingkat populasi tikus mengalami peningkatan sebesar 2 persen di wilayah Kecamatan tersebut.

Sutarno, Kepala Desa Mujing, Kecamatan Nawangan menjelaskan, penderita terbanyak berada di desanya. Dengan jumlah penderita hampir mencapai seratus orang.

Rencananya, warga desa akan melakukan gropyok ( basmi tikus ) secara serentak, agar populasi dan penyebaran virus dapat di cegah.

"Satu diantara lima desa, penderita leptospirosis terbesar berada di Desa Mujing. Yang meninggal 1 Orang," Jelas Sutarno.

Saat ini penyebaran kasus leptospirosis di Kecamatan Nawangan telah menunjukkan tren penurunan. Namun demikian, Pemerintah setempat, masih terus melakukan pemantauan kepada masyarakat, khususnya bagi para penderita.

"Tidak hanya itu, hasil sample laboratorium yang telah diuji, segera diberi penjelasan, agar masyarakat tidak resah," papar Sutarno.