Kelompok Kriminal Bersenjata Sandera Profesor Australia dan Tiga Peneliti Lokal

Anggota Kepolisian Papua Nugini
Anggota Kepolisian Papua Nugini (Foto : Reuters)

Antv – Operasi penyelamatan pihak Kepolisian Papua Nugini tengah berlangsung untuk menyelamatkan seorang profesor berkebangsaan Australia dan tiga peneliti lokal yang disandera di daerah dataran tinggi Papua Nugini yang lokasinya terpencil. 

Dilansir oleh Aljazeera.com, Aksi penyanderaan berawal ketika para peneliti itu dicegat dan ditodongkan senjata pada hari Minggu sebelumnya 19 Februari 2023.

Dalam pernyataannya, Komisioner Polisi David Manning menggambarkan bahwa kelompok kriminal bersenjata itu menuntut uang tebusan untuk melepas para sandera. 

David menjelaskan bahwa situasi kini masih berbahaya, walau para penyandera memanfaatkan situasi untuk meminta uang tebusan. 

"Personel pasukan keamanan khusus kami akan menggunakan segala cara yang diperlukan untuk melawan para kriminal, jika diperlukan menggunakan kekuatan mematikan, untuk menjamin keselamatan dan keamanan mereka yang tengah disandera," tegas Komisaris Polisi David Manning 

img_title
Komisaris Polisi David Manning. (Foto: Rnz.co.nz)

Kelompok kriminal bersenjata itu menuntut uang tebusan satu juta dollar amerika serikat dalam kurun waktu 24 jam sebagai syarat pelepasan para sandera. Namun, tawaran itu justru diabaikan.

"Kami menawarkan solusi bagi para penyandera. Mereka dapat segera melepas para sandera kemudian mereka akan diperlakukan secara adil lewat sistem peradilan kriminal, tetapi sebaliknya jika menolak bekerjasama dan melawan penangkapan akan berakibat pada nyawa mereka sendiri, " tegas KOmisaris Polisi David Manning

Dataran tinggi Papua Nugini yang terjal merupakan hutan luas yang berbukit-bukit dimana pemerintah pusat serta pasukan keamanan minim kendali. Disana, perang antar suku semakin meningkat termasuk bertambahnya kepemilikan senjata api. 

Sang profesor ialah seorang arkeolog yang bekerja untuk universitas Australia dan ia sedang dalam perjalanan menuju desa Fogoma'iu yang sangat terpencil di daerah gunung Bosavi, menurut dua sumber yang menyaksikan kejadian kepada Reuters. Kedua sumber itu menolak bila identitasnya dipublikasikan karena alasan keamanan. 

Sementara ketiga peneliti lokal lainnya adalah mahasiswa universitas Papua Nugini. Pihak Kepolisian mengatakan bahwa kelompok kriminal bersenjata itu bertemu dengan rombongan peneliti secara kebetulan, lalu mereka menangkap kemudian membawa mereka ke dalam hutan. Mereka ditahan dekat Desa Fogoma'iu di daerah perbatasan dataran tinggi selatan dan provinsi Hela. 

Atas insiden ini, Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan Australia menolak untuk memberikan komentar apa pun pada Aljazeera.