BNPB Sebut Sebagian Warga Masih Trauma Pasca Gempa M5.4 Jayapura Papua

Warga mengungsi akibat gempa di Jayapura, Papua.
Warga mengungsi akibat gempa di Jayapura, Papua. (Foto : BNPB)

Abdul Muhari, ahli gempabumi dan tsunami BNPB menjelaskan bahwa fenomena gempabumi Jayapura hendaknya disikapi dengan sikap yang lebih waspada, namun tidak perlu takut atau khawatir berlebihan. Sebab, kendati gempabumi susulan masih bermunculan beberapa kali, namun sejauh ini dapat dipastikan bahwa kekuatannya semakin melemah.

“Terlihat dari data BMKG kekuatannya melemah. Sehingga bapak dan ibu sekalian tidak perlu takut, namun kami minta tetap waspada,” jelas Muhari.

Lebih lanjut, Muhari juga mencontohkan bahwa masyarakat sebenarnya dapat memanfaatkan alat-alat rumah tangga sebagai sistem peringatan dini gempabumi sederhana namun tepat guna. Peringatan dini gempabumi menurut Muhari dapat dibuat dengan memanfaatkan barang-barang yang mudah dijumpai di rumah seperti menyusun kaleng secara bertingkat.

Hal itu bertujuan dapat menjadi 'alarm' apabila terjadi gempabumi. Dengan menyusun kaleng-kaleng bekas yang diisi batu secara bertingkat, maka ketika gempa susulan terjadi kaleng-kaleng ini akan jatuh sehingga menimbulkan bunyi yang berisik sebagai "alarm" bagi pemilik rumah untuk segera evakuasi keluar rumah.

Di samping itu, Muhari juga mengimbau agar masyarakat dapat memastikan jalur evakuasi keluar dari rumah tidak terhalang oleh benda dengan ukuran besar seperti lemari, meja, kulkas dan sebagainya.

“Bagi masyarakat agar dipastikan tidak ada barang-barang besar seperti lemari, kulkas, meja dan lain-lain yang bisa menghalangi proses evakuasi keluar rumah saat terjadi gempa,” pungkas Muhari.