Panglima TNI Kirim Pasukan Tambahan Usai Pesawat Dibakar KKB di Paro Papua

Ilustrasi pesawat Susi Air.
Ilustrasi pesawat Susi Air. (Foto : Istimewa)

Yudo bilang, bandara di Distrik Paro memang sepi karena tak pernah digunakan. Bahkan, Yudo mengaku tak mengetahui ada rute Susi Air di situ.

"Ini bandara kan sepi istilahnya, nggak pernah digunakan untuk daerah laksanakan penerbangan. Saya nggak tahu rutenya Susi Air yang dipiloti dari Selandia Baru itu ya mungkin adalah rute penerbangan mereka," ujarnya.

Pesawat tersebut dibakar sesaat mendarat atau landing dari penerbangan rute Bandara Mozez Kilangin, Kabupaten Mimika menuju Bandara Paro, Nduga, Papua Pegunungan.

Pesawat nahas yang diterbangkan Capt. Philips itu membawa lima warga sipil yang terdiri dari empat orang dewasa dan satu bayi. Sejak insiden pembakaran pesawat tersebut, seluruh penumpang dan awak pesawat masih belum diketahui keberadaannya.

Sementara, KKB pimpinan Egianus Kogoya mengakui telah membakar pesawat Susi Air SI-9368 di Bandara Paro tersebut. Mereka juga mengklaim telah menyandera Capt. Philips Max Marthin.

Melalui keterangan resmi TPNPB kelompok OPM pimpinan Egianus Kogoya mengatakan, bahwa TPNPB tidak akan melepaskan pilot tersebut hingga beberapa tuntutannya dipenuhi.

"Pilotnya kami sudah sandera dan kami sedang bawa keluar, untuk itu anggota TNI Polri tidak boleh tembak atau interogasi masyarakat sipil Nduga sembarang, karena yang melakukan adalah kami TPNPB Kodap III Ndugama-Derakma dibawah pimpinan Panglima Brigjen Egianus Kogoya," demikian tulis keterangan resmi KKB.