Menkes: Ada 241 Kasus Gangguan Ginjal Akut, 133 Meninggal Dunia

Ilustrasi anak sakit
Ilustrasi anak sakit (Foto : Freepik/DCStudio)

AntvMenteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin melaporkan jumlah pasien yang menderita penyakit gangguan ginjal akut. Diketahui terjadi lonjakan kasus di mana lebih dari 200 pasien mengalami gangguan ginjal akut. Bahkan, kasus kematiannya mencapai 133 jiwa dari 22 provinsi/

Meski terjadinya lonjakan kasus, namun, pihaknya belum menetapkan kasus ini sebagai kejadian luar biasa (KLB).

"Kita sudah diskusi, belum masuk status KLB," ujar Menkes dalam konferensi pers Kementerian Kesehatan RI pada Jumat, 21 Oktober 2022.

"Telah dilaporkan adanya 241 gangguan ginjal akut di 22 provinsi dengan 133 kematian atau 55 persen dari kasus. Jadi seperti kita lihat, ini terjadi peningkatan mulai bulan Agustus," lanjutnya.

Kasus kematian balita yang diperiksa, yakni dari 17 anak, 15 di antaranya memiliki senyawa etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG), sehingga terkonfirmasi bahwa penyebab gangguan ginjal akut tersebut bukan karena bakteri, virus maupun parasit.

"(Bukan karena patogen karena toksik). Kita tes ke anak-anak tersebut yang ada di RSCM. Dari 17 ada 15 positif memiliki senyawa tadi EG dan DEG. Itu ada di mereka. Jadi terkonfirmasi ini disebabkan oleh senyawa kimia," tambah Menkes Budi.

img_title
Menkes Budi Gunadi Sadikin. (Foto: Viva)

Bila dikonsumsi, senyawa tersebut akan dimetabolisme oleh tubuh. Metabolisme itu mengubahnya menjadi asam oksalat yang menghasilkan kalsium oksalat sehingga berdampak fatal.

"Kalau masuk ke ginjal bisa jadi kalsium oksalat. Kristal kecil yang tajam-tajam di ginjal balita sehingga rusak ginjalnya," imbuh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

"Jadi kita mengambil kebijakan yang sifatnya konservatif. Daripada nanti banyak lagi balita yang masuk rumah sakti dan fatality rate-nya tinggi sekali," tandasnya.