Jutaan Warga Chengdu China Terjebak Dalam Perpanjangan Lock Down

Petugas bersiap mengirimkan makanan di Chengdu China.
Petugas bersiap mengirimkan makanan di Chengdu China. (Foto : Reuters)

Antv –Kota Chengdu China memperpanjang kebijakan lock down bagi sekitar 21 juta penduduknya pada Kamis (8/9/2022) untuk mengendalikan wabah Covid-19. Sedangkan jutaan warga China lainnya di wilayah lain diminta untuk tidak melakukan perjalanan di liburan yang akan datang.

Chengdu merupakan Ibu Kota Provinsi Sichuan terletak di China barat daya. Pemda setempat telah melakukan lock down mulai 1 September 2022 setelah sejumlah kasus Covid terdeteksi.

Chengdu menjadi kota metropolitan terbesar di China yang terkena lock down setelah sebelumnya Shanghai pada bulan April dan Mei.

Pihak berwenang menjelaskan sejak pekan lalu penyebaran Covid di Chengdu tercatat kurang dari 200 infeksi baru per hari. Sedangkan pada tanggal 7 September 2022 ditemukan 116 kasus baru. Jumlah tersebut menurun jika dibandingkan sehari sebelumnya dengan 121 kasus.

Masyarakat setempat memperkirakan dengan jumlah kasus covid yang terus menurun berharap kebijakan lock down akan dicabut pada hari Rabu (7/9/2022). Namun pemerintah setempat berpikir lain. Mereka menilai virus tersebut masih bisa menimbulkan risiko yang tinggi di sejumlah tempat sehingga mengambil keputusan memperpanjang lock down.

Warga yang menjalani lock down akan dilakuan tes swab Covid. Jika ada yang ditemukan positif maka langsung menjalani karantina.

Warga yang tinggal di daerah yang dinilai berisiko tinggi tidak diizinkan keluar dari rumah mereka. Kebijakan di kota Chengdu ini bertujuan untuk menerapkan “Zero Covid” di kawasan ini.

Perpanjangan lock down ini semakin membebani warga kota. Pasalnya mereka juga merasakan adanya gelombang panas, sejumlah pemadaman listrik serta kekhawatiran akan terjadinya gempa bumi.

“Saya khawatir lock down akan diperpanjang lebih lanjut,” kata seorang warga Zhang Yue.

“Banyak warga yang tidak menganggap langkah ini serius. Di sejumlah lingkungan, warga secara diam – diam bertemu untuk bermain mahjong. Sedangkan yang lainnya menolak untuk melakukan tes yang dijadwalkan pagi sekali,” lanjutnya.