Mensos Bantu Pengobatan Anak Pengidap Hidrosefalus di Bogor

Foto
Foto (Foto : )

Labib menjalani operasi pertama pada 8 April 2022 dengan menggunakan BPJS PBI. Namun perawatan Labib harus tetap berlanjut. Bahkan Labib akan menjalani operasi kedua untuk kembali mengeluarkan cairan yang ada di kepalanya.

"Berat, duit dari mana? Suami kan cuma dagang cilok. Penghasilan bapaknya sehari paling kecil Rp. 30 ribu, paling besar Rp. 100 ribu. Tapi kami tetap berjuang agar Labib bisa normal kembali seperti anak-anak lainnya. Neneknya juga sering bantu buat biaya pengobatan walaupun cuma seorang buruh tani. Tapi Alhamdulillah", kata Yuni tegar.

Yuni menambahan bahwa jadwal kontrol Labib tidak selalu dipenuhi. "Kalau lagi ada, kami pasti upayakan Labib tetap kontrol ke RSCM, tapi kalau lagi gak ada duit sama sekali, jadwal kontrolnya terpaksa lewat," ucapnya kembali sambil berkaca-kaca.

Mengetahui kondisi ini, Mensos Risma mengarahkan agar Kementerian Sosial melalui Sentra Galih Pakuan Bogor untuk turun tangan dan terus melakukan pendampingan selama masa pengobatan Labib. Hal ini dilakukan untuk menjamin terpenuhinya hak-hak Labib untuk mendapatkan perawatan yang layak.

Pada kunjungan ini, Mensos Risma juga menyerahkan bantuan senilai Rp. 27.692.935. Bantuan ini berupa 1 buah kursi roda adaptif bagi penyandang hidrosefalus, serta bantuan kebutuhan dasar (sembako, nutrisi, buah-buahan), peralatan mandi, kasur bayi, bantal, pakaian anak, diapers serta mainan anak.

Mensos pun secara khusus menyerahkan 3 ekor kambing (2 betina, 1 jantan) kepada orangtua Labib sebagai bentuk bantuan penguatan ekonomi. Mensos Risma mendorong orang tua Labib agar tetap memiliki usaha produktif yang berkelanjutan selain berjualan cilok.

Mensos Risma juga berharap bantuan stimulus ini dapat menjadi menghasilkan tambahan untuk menutup biaya pengobatan Labib.