Tenda dan Panggung Festival Multatuli Roboh Diterjang Angin Kencang

Tenda festival multatuli roboh
Tenda festival multatuli roboh (Foto : )
www.antvklik.com
 Angin  kencang menerjang dua stand di Festival Seni Multatuli , di Rangkas Bitung, Banten, Kamis (6-9-2018) sore. Sejumlah pohon juga tumbang, beruntung tidak ada korban jiwa. Hujang deras yang disertai angin kencang  juga membuat atap panggung ambruk. Padahal, panggung besar tersebut  rencana akan digunakan untuk pagelaran wayang Hingga Kamis malam, dua stand yang rusak  belum diperbaiki panita festival. Banyak buku yang rusak akibat terkena air hujan. Festival Seni Multatuli berkait erat kisah 
Max Havelaar of De koffieveillingen der Nederlandse Handelsmaatshappij (Max Havelaar atau persekutuan lelang dagang kopi Belanda) terbit pertama kali pada 1860. Karya Multatuli tersebut telah membawa cerita tersendiri bagi penjajahan Belanda di Hindia-Belanda diktip dari Situs www.kebudayaan.kemdikbud.go.id, Pegawai Hindia-Belanda Eduard Douwes Dekker dengan nama penanya Multatuli   telah mengangkat Kabupaten Lebak, dengan ibu kotanya Rangkasbitung. Saat menjalani jabatan sebagai Asisten Residen Banten (Bupati, red), pria kelahiran Amsterdam, 2 Maret 1820 itu  telah menghadirkan karyanya dengan menceritakan seorang Pegawai Belanda yang menuntut keadilan bagi rakyat jajahannya. Max Havelaar digadang-gadang sebagai pembuka rahasia penjajahan Belanda atas Hindia kepada dunia. Mengingat peran penting karyanya di dunia literasi dan menyebar kepada dunia seni pertunjukan yang melahirkan karya-karya teater baik berbahasa Sunda maupun bahasa Indonesia memunculkan ide Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak untuk menghadirkan ide tersebut dalam sebuah Festival Budaya yang dijalankan  bersama  Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kesiapan Pemkab Lebak dalam menyiapkan festival ini dituangkan dalam rencana pelaksanaan pekan kegiatan dengan rangkaian acara di antaranya, Simposium Kebangsaaan Mengenai Sejarah Lokal dan Kebudayaan Lebak, Opera Saidjah Adinda, Festival Teater Banten, Festival Budaya Tradisonal, Jelajah Sejarah Lebak, dan banyak kegiatan pendukung lainnya. Kegiatan yang rencananya dilaksanakan pada awal September 2018 ini bertempat di Museum Multatuli, Rangkasbitung, Kabupaten Lebak akan menjadi kegiatan kebudayaan akbar di Provinsi Banten. Persiapan perencanaan kegiatan dirancang bersama Tim Indonesiana, Direktorat Jenderal Kebudayaan yang secara terus menerus dilaksanakan dengan menggandeng Komunitas Kebudayaan di Provinsi Banten.   Laporan Siti Ma'rufah dari Rangkas Bitung