5 Fakta Menarik di Balik Sukses Film 'Gadar 2' Sunny Deol Memecahkan Rekor Box Office

5 Fakta Menarik di Balik Sukses Film Gadar 2 Pecahkan Rekor Box Office
5 Fakta Menarik di Balik Sukses Film Gadar 2 Pecahkan Rekor Box Office (Foto : Tangkap Layar)
Film 'Gadar 2' dari Anil Sharma merupakan sebuah film baru, dan juga merupakan sebuah ode untuk filmnya yang terkenal pada tahun 2001,' Gadar: Ek Prem Katha'.

Cerita ini berlanjut 22 tahun setelah kejadian-kejadian di bagian pertama. Sakeena dan Tara merupakan sebuah kesuksesan besar bagi para penonton, begitu juga dengan lagu-lagu dan aksi yang indah.

Yang menyegarkan, Anil hanya melakukan sedikit perubahan pada lagu-lagu dalam film baru ini dan mereka masih terdengar segar.

Chemistry Ameesha dan Sunny mengingatkan para penggemar akan apa yang telah mereka lihat bertahun-tahun yang lalu.

Hampir seluruh paruh pertama dari film ini menampilkan kembali adegan-adegan ikonik dari Gadar EK Prem Katha.

Dari Nikla Gaddi Leke yang utama hingga adegan pompa tangan. Promo-promo ini telah melakukan banyak hal untuk mengundang para penonton kembali ke bioskop dan menghidupkan kembali keajaiban dari 'Gadar: Ek Prem Katha'.

2. Semangat Patriotik

Mengingat suasana hati bangsa saat ini, Gadar 2 dengan baik mengendarai semangat patriotik dari narasi film ini. Tambahkan Pakistan sebagai penjahat dalam cerita apapun dan semua patriot yang duduk di pagar bergabung dengan klub.

Pengaruhnya dapat dilihat dengan slogan-slogan Bharat Mata ki Jai dan Hindustan Zindabad yang diangkat pada pemutaran film.

Dialog-dialog dari film aslinya masih segar dalam ingatan orang-orang dan Sunny Deol berjanji untuk membawa lebih banyak hal yang sama dalam film ini juga.

3. Waktu Perilisan - Hari Kemerdekaan

Para produser film 'Gadar 2' mengatur waktu perilisannya dengan baik, menjelang Hari Kemerdekaan dan mengubah perilisan film ini menjadi sebuah liburan panjang selama lima hari.

Film 'Gadar 2' telah mengumpulkan total domestik sebesar ₹ 263.48 crore (setara Rp526,96 miliar), dan telah melewati angka ₹ 300 crore (setara Rp600 miliar), secara global.